Juru bicara Kementerian Luar Negeri RI, Teuku Faizasyah, meminta masyarakat untuk tak berspekulasi menanggapi pernyataan Amerika Serikat yang tak ingin datang ke pertemuan G20 jika Rusia diundang.
“Sebaiknya kita tidak berspekulasi, sementara perkembangan ke depan masih sangat dinamis,” kata Faizasyah saat dihubungi CNNIndonesia.com, Kamis (7/4).
Sebelumnya, Menteri Keuangan Amerika Serikat, Janet Yellen, mengatakan bahwa negaranya telah menegaskan posisi mereka dalam pertemuan G20.
Sebagaimana diberitakan CNN, AS menolak hadir dalam rangkaian pertemuan G20 bila perwakilan Rusia turut hadir.
“Saya sudah menegaskan ke rekan saya di Indonesia bahwa kami tak akan berpartisipasi dalam sejumlah pertemuan jika Rusia ada di sana,” kata Yellen pada Rabu (6/4).
Sementara itu, RI menyampaikan bakal mengundang seluruh anggota G20 dalam pertemuan di akhir 2022 nanti, termasuk Rusia.
Informasi ini disampaikan oleh Staf Khusus Menteri Luar Negeri untuk Program Prioritas, Dian Triansyah Djani, pada Maret lalu.
“Sebagai presidensi, tentunya, dan sesuai dengan presidensi-presidensi sebelumnya adalah untuk mengundang semua anggota G20,” ujar Dian saat jumpa pers secara daring.
Potensi kedatangan Rusia dalam pertemuan G20 menuai kecaman dari dunia Barat, mengingat Moskow kini tengah menginvasi Ukraina.
Rusia juga dituding melakukan sejumlah kejahatan perang saat berada di Kota Bucha, Ukraina. Tudingan ini muncul kala pihak Ukraina dan sejumlah media menemukan kuburan massal dan puluhan mayat tergeletak di jalanan kota itu.
[Gambas:Video CNN]
(pwn/bac)
[Gambas:Video CNN]