Aceh Barat Daya – Ketua Kamar Dagang dan Industri (KADIN) Aceh Barat Daya meminta perbankan di kabupaten setempat untuk dapat mencairkan kredit usaha rakyat (KUR) di tengah para pelaku Usaha, Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) sedang bangkit setelah pandemi Covid-19 serta menjelang ramadan tahun 2023.
“Disaat para pelaku UMKM ini sedang bangkit setelah terpuruk karena pandemi Covid-19 serta menjelang ramadan yang merupakan kesempatan para pelaku UMKM untuk bangkit, kita harus mendukung, untuk itu kami minta pihak perbankan untuk dapat mencarikan KUR tahun 2023,” kata Ketua Kadin Abdya, Hasrul Hasan, Rabu (4/1/2023) di Blangpidie.
Menurutnya, dukungan pihak perbankan sangat penting dalam menumbuhkan kembali para pelaku UKM dan UMKM yang sempat terpuruk di tengah pandemi Covid-19, apalagi menjelang ramadan dan hari raya.
“Pada bulan puasa dan hari raya, di Aceh khususnya, geliat perekonomian sangat terasa, permintaan kebutuhan rumah meningkat tajam, begitu juga kebutuhan hidup lainnya,” kata Hasrul Hasan.
Permintaan dari konsumen ini, katanya, tentu akan dipenuhi oleh penjual (pelaku UKM dan UMKM). “Disinilah pentingnya dukungan dari perbankan, karena biasanya para pelaku ekonomi UMKM ini terkendala dalam bidang permodalan. Mereka punya kemauan untuk menyediakan permintaan pasar saat menjelang puasa dan idul fitri ini, namun modal menjadi kendalanya,” sebut Hasrul.
Karena itu, tegas Kadin Abdya, perbankan harus segera menyalurkan KUR 2023 agar pedagang UMKM bisa menyiapkan diri untuk menyediakan barang-barang kebutuhan rumah tangga dalam menyambut ramadan dan idul Fitri tahun ini.
“Kita di Abdya ada Bank Aceh Syariah dan Bank Syariah Indonesia, pada kedua perbankan ini, kami sangat mengharapakn agar menyalurkan KUR secepatnya, tentunya dengan proses-proses yang memudahkan,” tuntas Hasrul Hasan.
Senada Hasrul Hasan, Kordinator Komunitas Bisnis Andalan Rakyat (KOBAR) Abdya, Elizar Lizam,SE menyebutkan, Blangpidie sebagai pusat perdagangan dan 2 pusat pertumbuhan ekonomi lainnya di Manggeng dan Babahrot akan didatangi oleh pembeli dari kabupaten tetangga menjelang puasa dan hari raya.
“Kedatangan para pembeli dari kabupaten tetangga ini tentukan akan berdampak pada meningkatnya permintaan pasar, ini akan membuat pedagang kuwalahan bila tidak ada modal, karena itu pedagang sebagai pelaku UMKM ini harus dibantu dengan KUR, margin pembiayaan pada program KUR ini sangat rendah hanya 0,5 persen perbulan,” kata Adun sapaan akrabnya.
Pelaku usaha ini, kata Adun, juga sebagai penopang ekonomi RI melalui insentif bagi penyaluran KUR. “Hal inilah yang mendorong kita untuk meminta pihak perbankan mencairkan KUR sebagai dorongan pemulihan sektor UMKM,” pungkasnya.