Industri Migas Diproyeksikan Hanya Bertahan 28 Tahun Lagi - NOA.co.id
   

Home / News

Kamis, 14 April 2022 - 18:20 WIB

Industri Migas Diproyeksikan Hanya Bertahan 28 Tahun Lagi

REDAKSI

JAKARTA – Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) memproyeksikan industri migas akan tumbuh sampai 2050 mendatang di tengah isu transisi energi . Indonesia masih memiliki peluang investasi yang sangat besar pada kegiatan hulu migas, pasalnya terdapat 128 basin yang sangat potensial untuk dieksplorasi.

“Dari 128 basin, 20 di antaranya sudah beroperasi, 19 sudah di drill dan ditemukan hydrocarbon dan 68 basin masih belum di drill. Jadi parameter investasinya terutama actractive plant nya masih oke, Inilah tantangan industri migas kedepan,” ujar Deputi Operasi SKK Migas Julius Wiratno dalam keterangannya, Kamis (14/4/2022).

Baca Juga :  Guru Kontrak Jadi Kepala Sekolah, Ini Profil Heni Ekawati Putri Gayo

Baca Juga: Cabut dari Rusia, Perusahaan Migas Dunia Bakal Rugi Miliaran Dolar

Menurutnya dengan banyaknya basin yang belum digarap memerlukan effort yang sangat besar untuk meng-convert recources jadi reserve.

“Ini sangat menantang sekali migas Indonesia dari barat ke timur dari offshore maupun onshore. Ada basin yang sudah di dril dan ditemukan hidrocarbon tapi belum dikomersialkan, ada undevelope discovery yang harus kita kerjakansamakan bersama investor dan pemerintah,” lanjutnya.

Oleh karenanya, diharapkan kegiatan produksi dan supplay juga akan mengalami kenaikan meski diperkirakan gas akan mengalami produksi yang lebih tinggi sebagai alternatif energi transisi.

Baca Juga :  SKK Migas Nilai Pertamina Bisa Jadi Panutan dalam Pemberdayaan UMKM

Dalam kesempatan yang sama, Ketua Indonesian Petroleum Association (IPA) Ali Nasir menilai tingginya harga minyak dunia saat ini membawa dampak positif bagi Indonesia karena akan menarik investasi di industri hulu migas.

“Namun ada tidak bagusnya juga kerena akan menimbulkan gap yang besar antara produksi dan konsumsi. Tercatat kita harus impor 700 ribu barel perhari untuk menutup kebutuhan energi tanah air yang tentunya akan menguras cadangan devisa kita,” ujar Ali Nasir.

Menurutnya, tantangan industri migas kedepan akan semakin besar karena kurang atraktifnya pemerintah, mulai beralihnya investasi oil and gas company ke industri terbarukan atau renewable energy dan semakin ketatnya perbankan dalam memberikan pinjaman untuk kegiatan industri hulu migas.

Baca Juga :  Elnusa Optimistis Kinerja Akan Semakin Membaik di 2022

Lebih lanjut ia memaparkan, ada 3 kriteria dalam investasi dalam industri hulu migas diantaranya prospecivity, fiscal term dan legal stability. “Prospecivity atau geologi adalah given dari tuhan, kita tidak bisa berbuat banyak, tapi kita bisa memaksimalkan fiscal term dan legal stability karena merupakan buatan manusia yaitu DPR dan pemerintah,” tandasnya.

Sumber Berita

Share :

Baca Juga

News

Pj Gubernur Aceh Laporkan Pertanggungjawaban ke Kemendagri

News

Menparekraf: LPH Sucofindo Penting dalam Pelaksanaan Sertifikasi Halal

News

FOKUSGAMPI Mendukung Penundaan PORA 2022

Aceh Barat Daya

Pemdes Suak Labu Salurkan BLT Triwulan I Tahun 2024

News

Yok, Berwisata Sejarah ke Makam Teuku Umar di Meulaboh

News

Kadisnak Aceh Sosialisasi Pencegahan dan Penanganan Rabies di SMK

News

KKP Proyeksikan Potensi Sumber Daya Ikan Capai 12,01 Juta Ton di 2022

Advetorial

Disbudpar Aceh Ikuti BBTF 2022 di Nusa Dua Bali