Jakarta – Direktur Jenderal Asia Pasifik dan Afrika Kementerian Luar Negeri Indonesia, Abdul Kadir Jailani menyampaikan bahwa dalam hidup kita tidak dapat memilih tetangga sehingga pada prinsipnya hubungan Indonesia-Australia adalah takdir. Oleh karena itu, Indonesia dan Australia sudah selayaknya bergandengan tangan dalam menuju kemajuan bersama. 75 tahun hubungan diplomatik telah menciptakan banyak kolaborasi dan membuka kesempatan yang luas dan menguntungkan antar masyarakat kedua negara.
“Saya yakin bahwa masih banyak peluang potensial lainnya yang belum dieksplorasi,” Kata Dirjen Jailani.
Berdesain Garuda dan Kanguru, bercorak merah, putih, biru yang melambangkan ciri masing-masing negara, dan akan digunakan selama tahun perayaan di 2024 ini.
Logo terpilih merupakan hasil dari kompetisi yang melibatkan publik kedua negara. Alif Pandu Sofyana selaku pemenang menjelaskan bahwa kedua satwa nasional tersebut sengaja diposisikan ke kanan dan menghadap maju untuk menunjukkan kemajuan dan persatuan bersama menuju masa depan yang cerah.
Selain daripada peluncuran logo, kegiatan juga menampilkan kolaborasi mural antara pelukis Indonesia dan pelukis Australia. Mural berjudul “Together” ini akan ditampilkan sepanjang tahun 2024 dan harapannya dapat dinikmati secara interaktif oleh publik melalui fitur augmented reality atau AR.
Hubungan bilateral RI-Australia secara formal sudah terjalin sejak 27 Desember 1949. Rangkaian peringatan ke-75 ini akan dilakukan sepanjang tahun 2024, dimana salah satu kegiatan bernama “Batik Bootcamp“ akan diselenggarakan oleh Kementerian Luar Negeri c.q. Direktorat Jenderal Informasi dan Diplomasi Publik pada September tahun ini di Yogyakarta.
Editor: Amiruddin. MK