Baca juga: Survei Membuktikan, Penjualan Rumah Tipe Mungil Merosot
Angka tersebut bahkan tercatat sebagai yang tertinggi semenjak kuartal IV tahun 2004, atau yang tertinggi selama 18 tahun ke belakang.
Amerika Serikat memiliki rata-rata pertumbuhan harga tertinggi di 15%, diikuti oleh Eropa, Timur Tengah, dan Afrika (EMEA) yang tercatat memiliki rata-rata pertumbuhan hingga 11%. Sementara itu, kawasan Asia Pasifik tercatat memiliki angka pertumbuhan di kisaran 9%.
Head of International Residential Research Knight Frank Everett Allen mengatakan, situasi lockdown yang berlarut menyebabkan warga Amerika Serikat berhasil menabung secara signifikan, diikuti juga dengan adanya peningkatan nilai ekuitas dari aset rumah yang mereka miliki.
“Kekayaan lebih tersebut akhirnya digunakan untuk merenovasi rumah yang ditinggali ataupun untuk membeli properti kembali,” jelas Everett dikutip Rabu (13/4/2022).
Global Residential Cities Index periode Q4 2021 juga mencatat bahwa Istanbul memiliki angka pertumbuhan harga residential tertinggi di dunia sebesar 63,2% selama satu tahun terakhir. Sementara itu, Kuala Lumpur direkam mengalami penurunan tertinggi sebesar 5,7% karena setidaknya terdapat 10 kota yang tercatat mengalami penurunan harga residensial selama 2021.
Sedangkan Jakarta tercatat sebagai salah satu negara yang memiliki pertumbuhan harga residensial positif di 1,4% pada kuartal empat tahun 2021.
“Hal ini juga seiring dengan indeks dari Bank Indonesia dan pada data akhir tahun 2021 menyatakan indeks pertumbuhan perumahan Jakarta berada di angka 1,42%,” terangnya.
Baca juga: Komandan IRGC: Kematian Semua Pemimpin AS Tak Cukup Balas Kematian Soleimani
Bank Indonesia juga menyatakan bahwa indeks harga residensial Jakarta di kuartal I tahun 2022 mengalami kontraksi, atau berada di angka 1,04%. Kondisi ini juga tecermin dari performa pertumbuhan harga residential di Indonesia.
Lihat Juga: Jadwal Sholat dan Imsakiyah Ramadhan 2022