Harga Minyak Goreng Melambung di Pasaran - NOA.co.id
   

Home / Opini

Sabtu, 16 April 2022 - 16:17 WIB

Harga Minyak Goreng Melambung di Pasaran

REDAKSI

Penulis: Lia Oktaviani Mahasiswi Universitas Syiah Kuala Banda Aceh.

Sudah menjadi hal yang wajar saat ini karena dipasaran minyak goreng menjadi fokus utama bagi masyarakat setempat karena susah untuk diperoleh. Tidak hanya permasalahan itu saja yang dialami oleh masyarakat tetapi harganya yang melambung tinggi. Persoalan ini membuat masyarakat yang status perekonomiannya rendah akan menjadi sulit membeli kebutuhan pokok sehingga untuk tidak menggunakan minyak mereka merebus beberapa makanan. Sebagian masyarakat dengan status ekonomi menengah dan keatas menggunakan air frayer untuk beberapa makanan yang bisa disajikan tanpa ribet misalnya Sebut saja daging, ayam, nugget, kentang, sampai kue kering. Alat ini menjanjikan kelebihan yang tidak dimiliki oleh wajan. Apalagi air fryer disebut bisa menghasilkan tekstur sama renyah dengan menggoreng biasa hanya dengan satu sendok makan minyak saja. Kendati sama-sama bisa menghasilkan tampilan dan tekstur renyah pada masakan, cara kerja air fryer berbeda dengan penggorengan biasanya.

Minyak goreng langka dipasaran, ketika ada stok minyak goreng dengan harga per 2 Liter senilaj Rp. 25.000 langsung diserbu oleh sebagian masyarakat. Karena harga minyak bisa melonjak satu kali lipat di luaran jika sebagian masyarakat tidak menyerbu harga minyak senilai Rp. 25.000 per liter. Terdapat hal yang menarik karena di supermarket setiap pembelian minyak goreng dibatasi satu orang hanya boleh membeli satu kemasan minyak goreng dan ketika sudah membeli tangan konsumen diberi tanda spidol. Sebenernya hal ini menarik juga karena dengan sistem ini akan mengurangi sistem kecurangan pembelian double untuk dijual lagi diluaran dan memperoleh keuntungan satu kali lipat.

Baca Juga :  Kegagalan Kebijakan Penangkapan Ikan Terukur; KKP Mesti Umumkan Perusahaan Lelang Ikan

Kutipan yang dapat memperkuaf tulisan ini yaitu Pengamat Ekonomi Universitas Airlangga, Imron Mawardi mengakui, masih banyak sistem di industri kelapa sawit Indonesia yang menjadi pertanyaan, sebab sampai saat ini harga bahan baku CPO yang dicantumkan dalam ongkos produksi minyak goreng domestik dihitung berdasarkan harga pasar global, dan belum jelas sebenarnya berapakah jumlah ongkos produksi perkebunan kelapa sawit.

Kasus kelangkaan minyak goreng harusnya tak sama seperti kasus gula, kedelai, atau garam. Sebab, komoditas lainnya harus dipasok melalui impor, sedangkan minyak goreng di Tanah Air cukup melimpah, dan Indonesia merupakan salah satu produsen terbesar di dunia.

Minyak goreng adalah hasil olahan buah kelapa sawit yang paling populer, kini minyak goreng telah menjadi bahan pangan yang wajib ada di dapur. Tak heran ketika terjadi bencana, banyak bantuan bahan makanan diberikan oleh pemerintah, yang salah satu di antaranya ialah minyak goreng.

Dikutip pada UU No 18/2012 Tentang Pangan, dikatakan bahwa baik pemerintah pusat dan daerah betanggung jawab atas ketersediaan bahan pangan dan stabilitas harga di masyarakat, maka dari itu sudah menjadi hak setiap warga negara untuk hidup dalam kesejahteraan yang telah diatur secara kontitusional.

Baca Juga :  Rekomendasi Demi Mewujudkan Mimpi Teluk Surin-Barsela

Hal lain yang diduga juga menjadi faktor penyebab kelangkaan minyak goreng adalah karena fenomena panic buying. Beberapa waktu lalu, warga berbondong-bondong memborong semua persediaan minyak goreng di pasaran, dan perilaku ini tak hanya terjadi di satu daerah melainkan di seluruh pelosok Indonesia.

Sebagai salah satu komoditas penting di Indonesia, minyak goreng memiliki tingkat kontribusi yang cukup signifikan menurut IHK (Indeks Harga Konsumen) Indonesia. Hal ini karena minyak goreng adalah salah satu bahan pokok yang dikonsumsi oleh masyarakat setiap harinya, dari segala lapisan. Rossanto juga menambahkan bahwa bobot terhadap inflasinya juga cukup tinggi.

Kelangkaan minyak goreng yang terjadi saat ini ditengarai karena adanya kenaikan dari sisi permintaan (demand) dan penurunan dari sisi penawaran (supply). Naiknya harga minyak goreng juga akan mendorong inflasi secara umum. Dampak yang ditimbulkan dapat memengaruhi beberapa sektor, di antaranya sektor industri makanan, rumah tangga, dan semua produksi yang menggunakan bahan baku minyak goreng.

Sementara secara umum, pengertian kelangkaan adalah kondisi di mana kita tidak mempunyai cukup sumber daya untuk memuaskan semua kebutuhan kita. Dengan kata lain, kelangkaan terjadi karena jumlah kebutuhan lebih banyak dari jumlah barang dan jasa yang tersedia.

Baca Juga :  Memahami Qanun Lembaga Keuangan Syariah

Menteri Perdagangan Muhammad Lutfi membeberkan ada dua kemungkinan penyebab minyak goreng langka di pasaran. Pertama, lantaran ada kebocoran untuk industri, yang kemudian dijual dengan harga tak sesuai patokan pemerintah. Kedua, ada penyelundupan dan penimbunan dari sejumlah oknum.

Hal ini terjadi karena ada perbedaan harga Rp 8.000 per liter antara minyak goreng curah hasil domestic market obligation (DMO) dengan harga ekspor. Inilah yang diduga menjadi salah satu penyebab kenapa harga minyak goreng mahal. Penyebab minya goreng mahal ini berdampak pada masyarakat.

Inspektur Jenderal Kementerian Perdagangan (Kemendag) Didid Noordiatmoko mengatakan saat ini produksi minyak goreng sudah mendekati kebutuhan sehingga kelangkaan terhadap produk tersebut seharusnya bisa teratasi paling lambat akhir Maret 2022.

Penyebab kelangkaan diantaranya  :

  1. Pertumbuhan Penduduk. Pertumbuhan penduduk merupakan hal yang perlu mendapat perhatian.
  2. Kemampuan Produksi. Kemampuan produksi ditentukan oleh faktor produksi yang berupa tenaga kerja, modal, sumber daya alam, dan kewirausahaan.
  3. Perbedaan Letak Geografis.
  4. Bencana Alam.

Cara mengatasi kelangkaan diantaranya :

  1. Menyusun skala prioritas. Cara mengatasi kelangkaan yang pertama yakni menyusun skala prioritas.
  2. Menghemat penggunaan SDA. Meski sumber daya alam memang berlimpah, tetapi jika tidak dibatasi pemanfaatannya maka perlahan akan menipis dan dapat habis.
  3. Menjaga kelestarian alam.

Share :

Baca Juga

Opini

Ketika Kapal Boat Bergoyang

Opini

Himastra 07 UIN Arraniry Banda Aceh : Idul Fitri, Momen Penting untuk Menebalkan Tali Silaturahmi dan Merajut Kembali Keharmonisan Sosial

Opini

Permainan Menghebohkan

Opini

Montik, Kereta Api Mini Singkil

Opini

Muhammad Aditia Rizki: Menghargai Perjuangan Buruh, Mengapa Hari Buruh Nasional Adalah Hari yang Penting Bagi Kita Semua

Opini

Kaum Muda: Generasi Rentan di Tengah Dinamika Zaman

Opini

Hasil Pilkada: Antara Harapan Baru dan Tantangan Lama

Opini

Pelayanan Publik, Pilkada Dan Wawasan Kebangsaan

You cannot copy content of this page

error: Content is protected !!