NOA l Abdya – Sejumlah petani cabai di Kabupaten Aceh Barat Daya (Abdya) mengaku merugi akibat harga cabai yang terus merosot tajam dalam sepekan terakhir.
Berdasarkan keterangan dari salah seorang petani warga Gampong Meunasah, Kecamatan Susoh, Kabupaten Abdya, Amiruddin, ia mengaku mengalami kerugian akibat harga cabai per kilogramnya ditampung oleh pengumpul antara Rp7-8 ribu perkilo.
Diakui Amiruddin, meski harga cabai terus menurun sejak dua bulan lalu, baru sepekan terakhir ini harganya semakin anjlok.
“Sejak dua bulan lalu memang sudah murah, kalau bulan lalu masih Rp10-15 ribu, tapi sekarang Rp7-8 ribu perkilonya,” terang Amiruddin, Selasa (4/1/2022).
Kondisi itu, lanjutnya, membuat para petani cabai kurang semangat memanen hasil, karena dengan harga saat ini sudah tidak bisa menutupi ongkos produksi.
“Apalagi saat ini insektisida, pupuk dan tenaga harian mengalami peningkatan, sedangkan harga anjlok, sehingga membuat petani merugi,” kata Amiruddin.
Senada Amiruddin, Abdul juga menyebutkan, selain harga yang anjlok, petani cabai merah juga mengeluh akibat banyaknya tanaman cabai milik mereka yang diserang hama.
“Salah satunya ya tanaman cabai yang daunnya keriting umumnya disebabkan serangan hama thrips, aphids, dan tungau atau kutu putih,” kata Abdul.
Terkait hal itu, pihaknya sangat berharap bantuan dari pemerintah melalui Dinas terkait untuk membimbing petani cabai agar tidak terus merugi.
“Kita berharap pemerintah memperhatikan kami petani cabai, paling tidak mendampingi kami disaat-saat kritis seperti ini,” pungkas Abdul.
Sementara itu, salah agen pengencer di pasar pagi Kota Blangpidie, Musliadi yang ditemui di tempat dagangnya mengaku, pihaknya juga merasa sangat prihatin dengan anjlok harga cabai tersebut.
“Kami membeli pada pengumpul dan menjualnya dengan harga Rp12-15 ribu perkilo,” kata Musliadi.
Dikatakannya, anjloknya harga cabe salah satunya juga banyaknya pasokan cabai dari Takengon dan dari daerah lain.
“Banyaknya masuk cabai dari luar Abdya ini memang tidak bisa dielakkan, bukan hanya petani cabai, agenpun banyak yang rugi,” pungkas Musliadi.(RED).