Jakarta – Berkinerja baik adalah salah satu fitrah manusia. Oleh karena itu, momentum Idul Fitri harus dijadikan sebagai sarana meningkatkan etos kerja.
Hal tersebut disampaikan oleh Gubernur Aceh Nova Iriansyah, saat menggelar silaturrahmi dan halal bi halal dengan seluruh staf Badan Penghubung Pemerintah Aceh (BPPA) di Jakarta, Kamis (12/5/2022).
“Yang terpenting kembali ke fitrah itu adalah memperbaiki etos kerja,” kata Nova mengingatkan.
Kegiatan yang bertemakan ‘Silaturahmi Perekat Ukhuwah Islamiyah’ ini juga di hadiri Sekretaris Daerah (Sekda) Aceh Taqwallah, yang tengah melakukan kunjungan kerjanya di Ibukota Jakarta.
Nova mengapresiasi kinerja BPPA di bawah kendali Almuniza Kamal selaku Kepala BPPA, yang masa pengabdiannya sudah masuk 3 tahun 7 bulan. Menurut Nova, BPPA saat ini sudah banyak melakukan perubahan.
“Saya harus akui banyak sekali yang sudah dikerjakan. Sebagai Kepala Badan Penghubung saudara Almuniza tentu tidak bekerja sendiri, tapi bapak ibu (staf) semua yang mendukun, karena tanpa kerjasama tentu ini tidak akan berhasil,” imbuh Gubernur.
Dalam kesempatan tersebut, Gubernur juga menegaskan, bahwa memperbaiki etos kerja merupakan komitmen dalam melaksanakan tugas yang diamanahkan.
“Karena Kantor penghubung ini etalase pemerintah Aceh di ibukota negara, pelayanannya bukan hanya untuk pemerintah Aceh, Kabupaten/kota, kecamatan, tapi semua elemen masyarakat Aceh harus dilayani. Mari kembali berkarya demi negeri dengan konteks bahwa pengabdian kepada negara adalah ibadah,” ujar Nova.
Sementara itu, Kepala BPPA Almuniza Kamal menyampaikan permohonan maaf kepada Gubernur Aceh Nova Iriansyah, jika selama ini staf Badan Penghubung ada kekurangan dalam memberikan pelayanan.
“Mohon dimaafkan. Dan kami juga tentu dengan khidmat kepada pak Sekda mohon maaf atas segala khilaf kami,” kata Almuniza.
Almuniza juga melaporkan sejumlah laporan kinerjanya sejak dilantik sebagai Kepala BPPA 17 September 2018 lalu. Dimana pada saat itu, Gubernur Nova mengamanahkan dua hal kepadanya, yakni menjaga aset pemerintah Aceh dan mengikat silaturahim.
“Dengan dua hal amanah sampai hari ini 1.333 hari masih saya pegang dan dijalankan. Dan Alhamdulillah aset hotel Kutaraja masih di tangan kita, dan sejak tahun ini sudah mulai kita operasikan,” kata Almuniza.
Selanjutnya, kata Almuniza, Mess Aceh di Jalan Indramayu dan Rumah Dinas di Cipinang juga sudah dilegalkan dengan memiliki sertifikat. Serta aset berikutnya yang sudah bersertifikat tujuh asrama mahasiswa Aceh baik di Sumatera Barat maupun Pulau Jawa, dan asrama di Yogyakarta tengah proses sertifikasi.
“Untuk kegiatan sosial, mulai dari 2018 sampai sekarang memulangkan hampir 40 jenazah masyarakat Aceh di perantauan dengan menggunakan APBA, bekerjasama dengan paguyuban Aceh yang ada di Jakarta dan juga Dinas Sosial Aceh dan Baitumal,” sebutnya.
Kemudian, untuk kegiatan seni budaya Aceh, itu pernah diadakan di Sumedang, Bogor, Jawa Tengah, Semarang. Semuanya berjalan dengan baik. “Namun saat pandemi Covid-19 sempat terhenti. Tapi untuk tahun ini dengan adanya G-20 Insya Allah akan bisa kita selenggarakan kembali,” katanya.
Selanjutnya, tambah Almuniza, selain kegiatan sosial, maksimalkan aset, hubungan keakrabatan dengan paguyuban Aceh di Jakarta, pihaknya juga telah mengadakan dua forum besar, yakni forum Aceh Meusapat satu dan dua.
“Salah satu dari hasil Meusapat satu dan dua dengan berdirinya Bank Aceh di Jakarta, dan terselamatnya aset potensial yang berada di Aceh,” pungkas Almuniza. (Arf)