NOA l Abdya – Ketua umum Dewan Pengurus Pusat (DPP) Forum Komunikasi Perjuangan dan Perdamaain Aceh (FKPPA), Polem Muda Ahmad Yani mendesak Penjabat Gubernur Aceh untuk mencopot Kepala Dinas Pendidikan Aceh, Al Hudri.
Desakan tersebut disampaikan Polem Muda kepada sejumlah awak media atas dasar penilaian pihaknya terkait kinerja Al Hudri yang dinilai sudah gagal sebagai Kadisdik Aceh.
“Hemat kami, Al Hudri sebagai Kadisdik Aceh telah gagal dan dinilai tidak berkompeten mengurusi pendidikan Aceh. Penempatan Al Hudri sebagai Kadisdik Aceh telah mengacaukan pengelolaan pendidikan Aceh sehingga menimbulkan banyak di kritik para akademisi, LSM dan sejumlah praktisi pendidikan,” kata Polem Muda.
Menurut Mantan ketua Forkab Aceh ini, penempatan Al Hudri sebagai Kadisdik Aceh oleh Gubenur Nova Iriansyah, yang sebelumnya menjabat Kadis Sosial Aceh kemudian di geser mengurusi pendidikan adalah kekonyolan karena menempatkan orang yang tidak memiliki rekam jejak dan keahlian sehingga menimbulkan banyak penolakan.
“Langkah pertama yang merupakan kekonyolah Kadisdik Aceh adalah saat menempatan pejabat tidak sesuai keahliannya, misalnya menempatkan orang-orangnya yang tidak berkompeten,” kata Polem Muda.
Polem mencontohkan, penempatan yang tidak kompeten itu dimulai dari pejabat Dinsos Aceh digeser posisi menjabat Kabid Sarpras Disdik Aceh, begitu juga dengan Kasubbag Keuangan Disdik yang juga di rekrut dari Dinsos.
“Selanjutnya Sekdis dari pegawai DPKA, Telkomdik dari kantor Gubenur, Kacabdin Sabang dari BPSDM yang kesemuaan tidak ada pengetahuan apapun di bidang pendidikan. Para pejabat ini sama sekali tidak membidangi keahlian di bidang pendidikan yang akhirnya merusak dan tidak membantuk menuntaskan banyak persoalan pendidikan yang kian terus terpuruk,” terang Polem Muda.
Di samping itu, Ketum DPP FKPPA juga ikut menyayangkan atas kebijakan Kadisdik Aceh yang merekrut tenaga Ahli (TA) pendidikan yang sama sekali tidak ahli pakar pendidikan.
“Mereka yang di SK-kan sebagai tenaga Ahli tidak mengerti solusi mengatasi terpurukya pendidikan Aceh yang terkesan keberadaan TA hanya untuk membukam supaya tidak kritis atas kinerja disdik Aceh,” tegas Polem.
Polem Muda menyampaikan, ada beberapa nama yang di duga kuat sebagai TA dengan berinisial ada ARY, AKH, FA, NUR dan FB, yang kesemuannya manyoritas bukan berlatar belakang ahli pemdidikan.
“Sehingga ini patut di duga direkrut untuk mendiamkan para pengkritik, mirip seperti buzzer yang tugasnya untuk membungkam pengkritik supaya tidak lagi kritis terhadap disdik Aceh. Petimbangan inilah yang akhirnya membuat kadisdik Aceh terus menyembunyikan identitas dan profil tenaga ahli yang mereka Kelola selama ini,” sebut Polem Muda.
Di dasarkan berbagai kajian dan pertimbangan di atas, sambungnya, pihaknya meminta Pj Gubernur Aceh Ahmad Marzuki mencopot Al Hudri.
“Kami juga meminta agar mempublis semua indetitas Tenaga Ahli yang fungsinya malah terlihat mirip buzzer ini untuk memberikan sanksi moral karena keberadaan mereka memiliki andil memperburuk citra pendidikan Aceh selama ini,” tutup Polem Muda Ahmad Yani yang juga merupakan mantan ketua Forum Komunikasi Anak Bangsa (FORKAB) Aceh ini.