Hal serupa juga terjadi di Inggris dengan kenaikan 7,5%. Sinyal campuran telah muncul dari Brussels dalam beberapa hari terakhir karena masalah pembayaran.
Baca Juga: Vatikan Dikabarkan Beli Gas Rusia Pakai Rubel, Benarkah?
Rusia, penyedia terbesar gas Uni Eropa telah menuntut agar pasokan dibeli dalam rubel melalui sistem yang memungkinkan mata uang dikonversi dari euro atau dolar. Tetapi perusahaan-perusahaan Eropa khawatir bahwa hal itu mungkin melanggar sanksi yang dikenakan pada Rusia setelah invasinya ke Ukraina.
Uni Eropa telah mengeluarkan dua panduan tentang masalah ini, salah satunya meninggalkan ruang untuk interpretasi. Untuk saat ini, beberapa raksasa gas termasuk Eni SpA Italia dan Uniper SE Jerman berharap dapat terus membeli dari Rusia.
Sementara itu Komisi Eropa sejauh ini belum mengeluarkan apapun secara tertulis yang secara eksplisit mencegah perusahaan membayar Gazprom PJSC Rusia dengan cara yang dianggap memuaskan oleh perusahaan. Tetapi juru bicara komisi Eric Mamer, pada hari Selasa mengatakan, membuka rekening dalam rubel akan melampaui rekomendasi Uni Eropa.
Sementara itu, tagihan untuk bahan bakar Rusia akan segera jatuh tempo. Eni berencana untuk membuka rekening dalam rubel dan euro dengan Gazprombank sehingga dapat melakukan pembayaran tepat waktu bulan ini dan menghindari risiko tersendatnya pasokan gas, menurut sumber terdekat perusahaan.
Uniper akan membayar gas dalam euro ke rekening Gazprombank untuk memastikan “pemenuhan kontrak tepat waktu” di pihak perusahaan, seperti disampaikan seorang juru bicara pada hari Selasa. Utilitas itu mengatakan tetap berkomunikasi dengan pemerintah Jerman mengenai prosedur pembayaran.
Baca Juga: Putin: Negara Tak Bersahabat Bayar Gas Rusia dengan Rubel