Banda Aceh – Maraknya warga Indonesia menjadi korban Tindak Pidana Perdagangan Orang (TPPO) di Myanmar dan Kamboja dengan perekrutan ilegal yang kerap menjerat para perkerja dengan memberikan penawaran yang menggiurkan kepada masyarakat, Selasa.
Duta Besar RI untuk Kerajaan Kamboja Santo Darmosumarto mengatakan, agar warga lebih bijak dan berhati-hati dalam menyikapi tawaran gaji besar, pekerjaan mudah dan tanpa keahlian.
“Saya mengimbau agar warga Indonesia lebih bijak dan berhati-hati dalam menyikapi tawaran gaji besar, pekerjaan mudah dan tanpa keahlian. Apalagi kalau tawaran tersebut di bidang-bidang yang melanggar hukum dan bagi yang sudah terlanjur berangkat bekerja di luar negeri, agar melakukan lapor diri di Perwakilan RI terdekat atau secara daring melalui Portal Peduli WNI. Setidaknya upaya ini akan memastikan data terkait keberadaan WNI di negara tersebut tercatat dengan baik,” Kata Dubes Santo Darmosumarto Kepada Kantor Berita NOA.co.id, 8 April 2025.
Sebelumnya, Pemerintah Berhasil memulangkan 554 orang warga negara Indonesia (WNI) yang diduga menjadi korban Tindak Pidana Perdagangan Orang (TPPO) di Myawaddy, Myanmar, (18/3).
Repatriasi tersebut dilakukan dengan dukungan dari Kementerian Luar Negeri (Kemlu) serta Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) di Yangon dan Bangkok.
“Arahan Presiden sangat jelas, bahwa keselamatan WNI di luar negeri adalah prioritas utama. Upaya ini merupakan bagian dari tanggung jawab negara dalam memberikan perlindungan bagi warga negara kita,” ungkap Menteri Luar Negeri, Sugiono dalam keterangan resmi, 18 Maret 2025.
Direktur Pelindungan WNI dan BHI Kementerian Luar Negeri RI menyebutkan Ke-400 WNI tersebut diseberangkan ke kota Maesot di wilayah Thailand melalui 2nd Friendship Bridge.
“Terdapat 5 warga Aceh dalam rombongan pemulangan WNI tersebut,” Kata Judha kepada Kantor Berita NOA.co.id, (18/3).
Keseluruhan berasal dari 21 Provinsi dimana provinsi asal terbanyak adalah Sumut, Bangka Belitung, Jabar, Jakarta, Sulut.
Tim Pelindungan WNI Kementerian Luar Negeri beserta KBRI Bangkok dan Yangon serta Hubinter Polri melakukan identifikasi, mengawal dan membersamai mereka sejak dari Myawaddy hingga ke tanah air.
“Kelancaran proses penyeberangan WNI dari Myawaddy berkat koordinasi intensif dan dukungan penuh dari otoritas Thailand dan Myanmar,” Terang Judha.
Editor: Amiruddin. MK