Duta Besar Ukraina untuk Indonesia, Vasyl Hamianin, menjelaskan fakta mengejutkan soal muslim Chechen dan muslim lainnya yang turut berperang membela negaranya.
Pada Maret lalu, pemimpin Chechen, Ramzan Kadyrov, memutuskan mengerahkan ribuan pasukan untuk membantu Rusia melawan pasukan di Ukraina.
Sementara itu, kelompok lain Chechen menyatakan mereka akan membela di pihak Ukraina.
“[Kelompok yang membantu Ukraina] bukan karena Kadyrov tapi Chechen yang mengasingkan diri hidup di Eropa sekarang mereka turut berjuang,” ujar Hamianin saat wawancara khusus dengan CNNIndonesia.com di kantor Kedutaan Ukraina di DUNIA pada Selasa (12/4).
Hamianin mengaku tak mudah bagi dia menyoroti muslim Chechen karena perbedaan agama yang dianut. Namun, ia mengetahui gambaran soal pasukan itu dari kerabatnya yang kerap berbagi informasi di media sosial.
“[Muslim Chechen] adalah orang-orang baik dan mereka adalah patriot, mereka muslim sejati. Karena sekarang, bahkan dengan bencana seperti itu di Ukraina, mereka masih menjalankan Ramadan dan semua aturannya,” ucap dia.
Para umat muslim Chechen, lanjut dia, tak membenarkan penjajahan di tanah orang dan membunuh warga sipil. Jika mereka meninggal dalam pertempuran, mereka mati dalam keadaan syahid dan mulia.
Namun, jika mereka datang seperti penjajah, mereka akan mati seperti apa.
“Anda akan menjadi siapa jika Anda mati seperti ini? Seperti penjajah, seperti pembunuh,” beber Hamianin merujuk pernyataan ulama Ukraina.
Ia kemudian menyampaikan rasa terima kasihnya kepada setiap orang dan prajurit yang turut membela Ukraina.
Selain itu, banyak warga Ukraina yang tertarik dengan Islam karena melihat perjuangan umat muslim yang membela negara itu.
“Selama perang, banyak orang datang kepada mereka [ulama Ukraina] dan menyatakan mereka ingin kebenaran untuk menerima Islam. Ini adalah orang-orang Ukraina,” kata dia mengutip pernyataan salah satu ulama Ukraina.
Warga Ukraina melihat dengan mata kepala sendiri bagaimana umat muslim bertarung di tengah ibadah puasa dan tetap menghormati agama lain.
“Anda lihat bagaimana mereka menghargai puasa dan semua itu? Dan mereka sangat, sangat terkesan. Sehingga mereka [warga Ukraina] bisa menerima Islam,” jelas Hamianin.
Ukraina masih berada dalam gempuran Rusia usai Presiden Vladimir Putin melancarkan invasi pada 24 Februari.
Hari-hari setelah itu, ledakan dan pertempuran terus terjadi, korban tewas pun berjatuhan. Menurut laporan PBB, jumlah orang yang meninggal imbas invasi sebanyak 1.892, dan yang terluka 2.558 jiwa.
[Gambas:Video CNN]
(isa/haw/bac)
[Gambas:Video CNN]