NOA | Aceh Tenggara – Untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia (SDM) dan mewujudkan generasi emas Tahun 2045 upaya menurunkan kasus stunting terus dilakukan BKKBN Perwakilan Aceh bekerja sama dengan Dinas DPPKB Aceh Tenggara.
Diketahui sebesar 20% persen stunting pada anak terjadi akibat gizi buruk, gizi yang tidak terpenuhi selama kehamilan sampai bayi mencapai dua tahun menjadi penyebab utamanya.
Dalam upaya percepatan penurunan Stunting di Aceh Tenggara, BKKBN Provinsi bekerjasama dengan Dinas Pengendalian Penduduk Keluarga Berencana (DPPKB) Kabupaten Aceh Tenggara dengan melibatkan berbagai pihak baik dari TNI-Polri serta Puskesmas setempat. Menggelar Sosialisasi Pemberdayaan Kelompok Masyarakat di Kampung Keluarga Berkualitas (Kampung KB) yang berlangsung di Desa Lawe Serke Kecamatan Lawe Sigalagala Kabupaten Aceh Tenggara.
Kepala Perwakilan BKKBN Aceh, Sahidal Kastri kepada NOA.CO.ID Kamis (2/6/2022) mengatakan, Permasalahan stunting ini merupakan salah satu permasalahan serius yang memang harus mendapatkan perhatian semua pihak.
Untuk Provinsi Aceh, angka stunting masih tergolong tinggi termasuk angka stunting di Aceh Tenggara Mencapai 34,1 persen.
Maka dari itu upaya pencegahan dan penanganan stunting ini harus dilakukan secara serius dan harus ada komitmen dari seluruh pihak dalam menanggulangi permasalahan stunting secara bersama, serta program yang telah dirancang hendaknya dapat dilaksanakan dengan baik. Jelas Kepala Perwakilan BKKBN Provinsi Aceh Sahidal Kasri.
Kepala Dinas Pengendalian Penduduk Keluarga Berencana (DPPKB) Budi Afrizal SKM MKM dalam kesempatan itu menyampaikan Percepatan Penurunan Stunting di Aceh Tenggara dilakukan dengan langkah komprehensif salah satunya dengan memperhatikan gizi balita melalui gerakan Dapur Sehat Atasi Stunting (Dahsat) dengan mengelola bahan pangan lokal yang ada menjadi makanan yang bergizi baik untuk ibu hamil, ibu menyusui dan anak balita, papar Budi Afrizal.