Dorong Inovasi, Pertagas Cetak Nilai Tambah Rp401 Miliar

JAKARTA – PT Pertamina Gas (Pertagas) terus mengembangkan ide inovasi pekerja melalui Continuous Improvement Program (CIP) demi mengedepankan keandalan operasional perusahaan. Inovasi dari para pekerja diyakini mampu mendorong peningkatkan layanan dan memberikan nilai tambah bagi Pertagas.

“Secara berkelanjutan setiap tahunnya pekerja Pertagas terus berinovasi melalui program CIP dengan fokus utama untuk meningkatkan keandalan operasi,” kata Manager Communication, Relations & CSR Pertagas Elok Riani Ariza dalam keterangan pers, Jumat (17/6/2022).

Baca Juga: Menristek : Inovasi Masa Depan Indonesia

Berbagai inovasi telah diimplementasikan oleh Pertagas menurutnya trelah berkontribusi pada perolehan nilai tambah (added value) perusahaan hingga Rp401 miliar.

Beberapa inovasi unggulan Pertagas adalah Modifikasi Aliran melalui Jalur Line 20 Pipa Rambutan – PB Pertagas Operation South Sumatera Area (OSSA) yang berhasil meningkatkan produksi LPG dalam negeri dan mengurangi impor LPG.

Inovasi yang diangkat PC-Prove Alon-alon Asal Klakon ini memberikan solusi permasalahan dengan mengaktifkan kembali jalur feed line 20 dari Medco E&P Indonesia yang sebelumnya Gas hanya diteruskan ke Palembang saja sehingga penyerapan gas dari yang semula 179 MMSCFD, mampu meningkat hingga 12% yakni sebesar 200,84 MMSCFD. Angka ini melebihi target 2021 sebesar 199 MMSCFD.

Pada sektor niaga gas, lanjut Elok, PC-Prove Kopi 89 melakukan mitigasi potensi kehilangan pendapatan Pertagas dengan metode KOPI. Metode yang merupakan singkatan dari Kolaboratif Adaptif yang mampu menjawab persoalan keterlambatan penyaluran gas dengan metode kolaborasi bisnis untuk percepatan pengaliran gas ke BOB Siak. Inovasi ini mampu meningkatkan pendapatan gas niaga sebesar 16% di atas pencapaian RKAP tahun 2020.

Selanjutnya, inovasi dari PC-Prove Pasti PAS juga berhasil mengakselerasi integrasi infrastruktur gas bumi PGN-Pertagas dan Sub Holding Gas menggunakan aplikasi SIPGas. Inovasi ini menjadi solusi dari sistem informasi Pertagas sebelumnya masih bersifat lokal ditiap area sehingga menyulitkan monitoring, reporting, dan billing.

“Hadirnya SIPGas menjawab tantangan digitalisasi dengan kemampuan data volume penyaluran yang tervalidasi dan terintegrasi serta penarikan data realtime,” tuturnya.