Home / Nasional / Pemerintah

Kamis, 10 Oktober 2024 - 17:23 WIB

Ditjen PDASRH : Empat Langkah Koreksi Wujudkan DAS Sehat, Hutan Lestari, Masyarakat Sejahtera

FARID ISMULLAH

Direktur Jenderal PDASRH, Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, Dyah Murtiningsih. (Foto : Humas KLHK).

Direktur Jenderal PDASRH, Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, Dyah Murtiningsih. (Foto : Humas KLHK).

Jakarta – Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan terus berupaya menjaga kelestarian sungai yang mengalir di seluruh pelosok negeri. Keberadaan sungai yang terjaga bersama hutan dan lingkungan sekitarnya akan menghidupi dan mensejahterakan masyarakat yang tinggal di sekitarnya, Rabu.

Sesuai dengan visi Presiden Joko Widodo, Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Ibu Siti Nurbaya menugaskan Ditjen Pengelolaan Daerah Aliran Sungai dan Rehabilitasi Hutan (PDASRH) untuk memulihkan lingkungan daerah aliran sungai di Indonesia.

“DAS sebagai konsep besar tata ruang, di dalamnya terdapat berbagai atribut yang memiliki kaitan satu sama lain dalam hubungan kausalitas,” ujar Direktur Jenderal PDASRH, Dyah Murtiningsih dalam video 10 Tahun untuk Sustainabilitas Ditjen PDASRH, yang disiarkan di YouTube Kementerian LHK mulai 9 Oktober 2024.

Oleh karena itu, pemaparan karakteristik DAS, penyusunan rencana pengelolaan DAS, serta pemantauan dan evaluasi kinerja DAS dilaksanakan untuk menentukan dan menilai praktik-praktik penggunaan dan pengelolaan lahan terbaik di dalam DAS, pada konteks pengelolaan DAS dan wilayah pesisir secara terpadu atau (daerah aliran sungai terpadu dan zona pesisir pengelolaan).

“Menerjemahkan pengelolaan DAS tersebut, Ditjen PDASRH telah melaksanakan program rehabilitasi hutan dan lahan (RHL) seperti reboisasi, penghijauan, bangunan konservasi tanah dan udara (KTA), pengembangan perbenihan tanaman hutan, rehabilitasi perairan darat, dan rehabilitasi mangrove yang secara terus menerus telah kami lakukan dalam kurun waktu 10 tahun terakhir ini,” tutur Dyah.

Baca Juga :  Menteri LHK : Kerja Kolaborasi Hijaukan Indonesia

Tujuan semua itu adalah untuk memulihkan lahan terdegradasi baik di wilayah terestrial maupun pesisir, yang secara subsekuen akan meningkatkan ketahanan ekonomi, meningkatkan ketahanan air-pangan-energi, keanekaragaman hayati, memperkecil emisi karbon organik tanah, serta meningkatkan sekuestrasi karbon atmosfer sebagai bagian dari upaya mitigasi perubahan iklim dan mencegah bencana hidrometeorologis.

“Dalam 10 tahun ini, kami secara bertahap memperbaiki 108 DAS prioritas, 15 danau prioritas, dan secara bersama-sama dengan seluruh elemen masyarakat telah melakukan rehabilitasi hutan dan lahan kurang lebih 1,9 juta hektar. Ini adalah wujud komitmen kita semua untuk menjaga dan menjaga tingkatkan daya dukung DAS,” jelas Dyah.

Sebagai dasar perencanaan teknis, KLHK memiliki peta Arah indikatif berupa rencana umum rehabilitasi hutan dan lahan yang telah mempertimbangkan lahan kritis, daerah resapan air dan kerawanan bencana, untuk semua tipe ekosistem baik di daratan, gambut, maupun mangrove.

“Semua pemangku kepentingan dapat mengacu pada peta ini untuk kegiatan rehabilitasi hutan dan lahan yang lebih tepat sasaran dan memberikan kemanfaatan secara ekologis, ekonomi dan sosial,” tambahnya.

Baca Juga :  Menteri LHK : 95% Hutan Gambut SM Rawa Singkil di Aceh, Tetap Utuh

Upaya tindakan korektif yang telah dilakukan dalam pengelolaan DAS antara lain, pertama, program rehabilitasi hutan dan lahan dilaksanakan berbasis masyarakat, dimana melibatkan mulai dari perencanaan tapak, penentuan jenis tanaman, dan sekaligus melibatkan dalam evaluasi tanaman melalui geotagging.

Kedua, pengembangan pusat-pusat persemaian untuk menjamin ketersediaan bibit yang cukup untuk kegiatan rehabilitasi hutan dan lahan dan penanaman oleh masyarakat.

Kami memiliki 8 persemaian skala besar dengan kapasitas produksi 5 juta sd 15 juta bibit per tahun, yaitu: (1) Persemaian Rumpin – Jawa Barat, (2) Persemaian Toba – Sumatera Utara, (3) Persemaian G20 Mangrove – Bali, (4) ) Persemaian Likupang – Sulawesi Utara, (5) Persemaian Bajo – Nusa Tenggara Timur, (6) Persemaian Mentawir – IKN, (7) Persemaian Liang Anggang – Kalimantan Selatan, dan (8) Persemaian Mandalika – Nusa Tenggara Barat,” ucap Dyah.

Selain itu Dyah juga berujar juga memiliki 54 persemaian yang tersebar di seluruh Indonesia dengan rata-rata produksi 2 juta bibit per tahun di tiap-tiap persemaian.

Ketiga, dengan terus mendorong pemenuhan kewajiban dari para pemegang izin penggunaan kawasan hutan untuk menyelesaikan kewajiban penanaman, dimana hingga saat ini penetapan kewajiban rehabilitasi DAS sudah mencapai 98%.

Baca Juga :  Kejagung lakukan Penggeledahan di KLHK  

Keempat, mengoptimalkan modal sosial dan sumber pembiayaan lainnya, seperti kerjasama internasional dalam rangka pencapaian target Folu Net Sink 2030.

Tantangan utama dalam pemulihan dan perbaikan lingkungan hidup adalah bagaimana memadupadankan sumber daya, baik kebijakan, regulasi, program, pendanaan, serta sumber daya manusia yang berasal dari multi sektoral, multi kepentingan, dan multi pemangku kepentingan dalam kerangka lanskap DAS. Keterpaduan merupakan kunci dalam memulihkan kondisi lingkungan dan ekosistem hutan di Indonesia.

“Kami percaya, setiap langkah kecil perbaikan lingkungan akan memberikan kontribusi yang positif bagi terwujudnya keberlangsungan sumber daya alam dan lingkungan hidup, sekaligus meningkatkan kesejahteraan masyarakat,” imbuh Dyah.

Dengan aksi yang kolaboratif, Dyah optimis DAS sehat akan terwujud, dan menjadi landasan menuju indonesia emas yang berkelanjutan bagi Indonesia.

Selama sepuluh tahun terakhir ini, Direktorat Jenderal Pengelolaan Daerah Aliran Sungai dan Rehabilitasi Hutan telah berupaya memberikan hasil yang terus meningkat, dan diharapkan semua bisa terus menjaga keberlangsungannya.

Daerah Aliran Sungai adalah bagian penting dari negeri kita tercinta, yang bisa memberikan banyak kebaikan kepada masyarakat sekitar, dan juga di seluruh Indonesia.

Editor: Amiruddin. MK

Share :

Baca Juga

Aceh Besar

Tekan Inflasi, Pemkab Aceh Besar Kembali Gelar Pasar Murah di Blang Bintang

Nasional

Mendagri Tekankan Pentingnya Membangun Hubungan Baik antara Polri dengan Pemda

Nasional

Wakil Jaksa Agung : Reformasi Birokrasi Kejaksaan RI Menekankan Aspek Integritas, Etos Kerja dan Semangat Kerja Sama

Aceh Besar

Diskominfo Aceh Besar Dukung Pemanfaatan PDN untuk SPBE

Daerah

Pj Bupati Iswanto Optimis Produk Kerajinan Aceh Besar Jadi Unggulan Nasional

Hukrim

Skandal Haji Ilegal Terbongkar, KJRI Beri Peringatan

Advetorial

Disdukcapil: Nama Muhammad dan Cut Aisyah Jadi Nama Favorit Bayi di Banda Aceh

Pemerintah

Rekonsiliasi Stunting Tingkat Kabupaten/Kota Digelar di Aceh Selatan