“Solar itu per liternya Rp7.800 loh, subsidinya. Pertalite itu Rp4.000 – Rp4.500,” ujar Nicke dalam RDP bersama Komisi VII, Rabu (6/4/2022).
Baca Juga: Pertalite Bakal Jadi Primadona, Konsumsi Diproyeksi Naik 11 Persen
Lalu, untuk Pertamax yang harganya seharusnya mengikuti harga keekonomian ikut ‘disubsidi’ oleh pemerintah sebesar Rp3.500 per liter. Harga Pertamax memang naik jadi Rp12.500 per liter, namun bukan hanya Pertamina yang menaikkan harga tersebut.
“Seluruh perusahaan di Indonesia menaikkan, bahkan lebih tinggi. Perusahaan lain itu Rp16.000, Pertamina naiknya Rp12.500,” ungkap Nicke.
Baca Juga: Kenaikan Harga Pertamax Dinilai Masih di Bawah Harga Keekonomian
Nicke membeberkan, ongkos produksi BBM sebagian besar ialah harga minyak mentah, yaitu 92%-nya. Oleh karenanya ketika harga minyak mentah dunia naik, harga BBM otomatis terkerek.
“Makanya kalau tahun lalu USD60 dolar (asumsi harga minyak mentah Indonesia/ICP), di APBN (Anggaran Pendapatan Belanja Negara) ditentukan USD63. Sekarang harga minyak sudah USD118 dolar, naiknya hampir 2 kali lipat,” ujar Nicke.
Lihat Juga: Dirut Pertamina: Sekali Nenteng LPG 3 Kg, Nikmati Subsidi Rp33.750