“Pada kegiatan hari ini kita akan berdiskusi dan berkoordinasi bersama antara Puskesmas, Dinas Kesehatan dan BPJS Kesehatan terhadap hasil kinerja puskesmas untuk meningkatkan serta memperbaiki kekurangan dalam pelayanan kesehatan dengan tujuan agar pelayanan yang diberikan kepada masyarakat lebih baik lagi, Saya juga yakin bahwa Puskesmas juga sudah berusaha dengan maksimal dalam pemberian pelayanan salah satunya dengan memaksimalkan pelayanan di Puskesmas sehingga pasien tidak perlu dirujuk ke rumah sakit,” ucap Evitasari mewakili Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Aceh Besar.
Evita mengapresiasi BPJS Kesehatan yang selama ini rutin melakukan umpan balik (feedback) terhadap kinerja puskesmas setiap bulannya baik itu secara tertulis maupun secara online melalui grup komunitas Puskesmas di media sosial.
Menurut Evita dengan adanya feedback tersebut dapat diketahui permasalahan serta kekurangan yang terjadi sehingga dapat segera dilakukan upaya-upaya perbaikan.
Sementara itu, Kepala Bidang Penjaminan Manfaat Primer (PMP) BPJS Kesehatan Cabang Banda Aceh, Zahlina yang didampingi oleh Kepala BPJS Kesehatan Kabupaten Aceh Besar mengatakan pada tahun 2021 sebanyak 531 kasus penyakit Tuberkolosis (TB) Paru yang dirujuk ke rumah sakit yang seharusnya dapat dituntaskan di Puskesmas.
“Harapannya Puskesmas dapat menuntaskan diagnosa yang termasuk dalam program pemerintah seperti penyakit TB Paru dan lainnya serta mendukung penyediaan obat secara lengkap sehingga dapat mengendalikan rujukan ke rumah sakit dan masyarakat dapat merasakan pelayanan yang maksimal di Puskesmas,” ungkap Zahlina.
Diakhir kegiatan, BPJS Kesehatan Cabang Banda Aceh memberikan penghargaan kepada Puskesmas terbaik dengan kategori penilaian yaitu ratio rujukan, kepatuhan Puskesmas serta pencapaian skrining kesehatan yang diraih oleh Puskesmas Peukan Bada.
Selanjutnya penghargaan Puskesmas dengan pelaksanaan KBK terbaik yang diraih oleh Puskesmas Indrapuri. (Adv/ Aceh Besar)
