Baca juga: Wall Street Dibuka Menguat Jelang Pengumuman The Fed
Aksi jual kembali mewarnai bursa saham Amerika Serikat setelah sebelumnya bank sentral Amerika Serikat (Federal Reserve/ The Fed ) menaikkan suku bunga sebesar 75 poin. Tak hanya The Fed, sejumlah bank sentral lain memilih mendongkrak suku bunga demi menjinakkan inflasi global.
Kenaikan suku bunga berdampak terhadap keluarnya aliran dana di pasar saham. Suku bunga juga membuat permintaan terhadap dolar meningkat yang membuat mata uang lainnya terkapar dalam beberapa waktu terakhir.
Dikutip dari Reuters, Jumat (17/6/2022), pasar modal AS juga tengah digempur kekhawatiran akan terjadinya resesi alias penurunan aktivitas ekonomi.
Data ritel AS untuk bulan Mei mengalami penurunan untuk pertama kalinya dalam lima bulan terakhir. Ini mengisyaratkan adanya perlambatan ekonomi.
Baca juga: Kisah Rasulullah SAW Sembelih 63 Ekor Unta Saat Haji, 1 Ekor untuk 1 Tahun Umur Beliau
Perhatian pasar pada hari Jumat (17/6/2022) akan fokus terhadap data produksi industri dan manufaktur untuk Mei 2022. Sejumlah analis memperkirakan adanya perlambatan pertumbuhan sejak Desember tahun lalu.
Lihat Juga: IHSG Hari Ini Dibuka Tak Berdaya ke Level 6.987, Transaksi Pagi Rp402,85 Miliar