Banda Aceh – Penjabat (Pj) Ketua Tim Penggerak Pemberdayaan dan Kesejahteraan Keluarga (TP-PKK) Aceh Besar, Cut Rezky Handayani S.I.P., M.M., menghadiri puncak peringatan Hari Ibu ke-96 Tahun 2024 di Anjong Mon Mata, Banda Aceh, Selasa (17/12/2024). Acara yang mengusung tema “Perempuan Menyapa, Perempuan Berdaya Menuju Indonesia Emas 2045” ini menjadi momentum penting untuk menegaskan peran strategis perempuan dalam pembangunan bangsa.
Pj Gubernur Aceh, Dr. H. Safrizal ZA, M.Si., yang membuka acara secara resmi, menyampaikan apresiasi atas kiprah perempuan Aceh. “Perempuan Aceh adalah kekuatan yang mampu menggerakkan perubahan. Teruslah menjadi inspirasi dan berpartisipasi aktif dalam pembangunan, karena perempuan memiliki peran sentral dalam mewujudkan generasi unggul menuju Indonesia Emas 2045,” ujarnya.
Dalam kesempatan tersebut, Pj Gubernur menekankan pentingnya peran perempuan dalam membangun Aceh dan bangsa Indonesia, khususnya dalam menyongsong visi Indonesia Emas 2045.
Safrizal menyampaikan apresiasi atas kiprah perempuan Aceh yang terus menunjukkan prestasi dan kontribusi nyata di berbagai bidang. “Perempuan Aceh memiliki peran strategis dalam keluarga, masyarakat, dan pembangunan. Teruslah menjadi inspirasi, berinovasi, serta berkarya. Peran perempuan sangat penting dalam menciptakan generasi yang unggul untuk masa depan Aceh dan Indonesia,” ujarnya.
Lebih lanjut, Pj Gubernur mengajak perempuan Aceh untuk tidak ragu dalam mengambil peran di ruang publik dan sektor pembangunan lainnya. “Wahai perempuan Aceh, teruslah berekspetasi, berprestasi, dan menginspirasi. Jadilah sosok yang berdaya dan mandiri, karena keberhasilan suatu bangsa tidak lepas dari kiprah kaum perempuan,” tegasnya.
Menurut Safrizal, tema peringatan Hari Ibu tahun ini, “Perempuan Menyapa, Perempuan Berdaya Menuju Indonesia Emas 2045”, menggambarkan harapan besar agar perempuan menjadi salah satu pilar penting dalam mewujudkan cita-cita bangsa. Ia menekankan bahwa Indonesia Emas 2045 bukan sekadar target, melainkan sebuah perjalanan yang harus dilalui dengan kerja keras, kolaborasi, dan partisipasi dari seluruh elemen masyarakat, termasuk kaum perempuan.
“Pembangunan Aceh harus melibatkan perempuan secara aktif. Perempuan Aceh adalah sosok kuat, tangguh, dan penuh semangat, yang tidak hanya berperan di ranah domestik, tetapi juga di ruang publik. Hal ini menjadi modal berharga dalam mewujudkan Aceh yang lebih maju dan sejahtera,” tambahnya.
Safrizal juga mengingatkan bahwa dukungan bagi perempuan dalam mengembangkan potensi diri harus terus diperkuat, baik melalui kebijakan pemerintah, program pemberdayaan, maupun dukungan dari lingkungan sosial. “Kita harus memastikan perempuan Aceh mendapatkan akses yang setara di bidang pendidikan, ekonomi, dan politik, sehingga mereka mampu berdaya saing dan turut serta dalam pembangunan,” katanya.
Acara puncak Hari Ibu ke-96 tersebut turut dihadiri oleh Penjabat (Pj) Ketua Tim Penggerak PKK Aceh Besar, Cut Rezky Handayani S.I.P., M.M., Ketua TP-PKK Aceh, Hj. Safriati, S.Si., M.Si., perwakilan organisasi perempuan, tokoh masyarakat, serta unsur pemerintahan.
Ketua Panitia yang juga Kepala Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Anak Aceh, Mutia Juliana, S.STP., M.Si., dalam laporannya menyampaikan bahwa peringatan Hari Ibu menjadi momentum penting untuk merefleksikan peran perempuan dalam mencapai kesetaraan dan kesejahteraan di tengah masyarakat.
“Peringatan ini bukan sekadar seremonial, tetapi juga bentuk apresiasi dan pengingat bahwa perempuan adalah aset bangsa yang harus diberdayakan. Keterlibatan perempuan dalam setiap aspek pembangunan akan menjadi kunci keberhasilan Aceh menuju Indonesia Emas 2045,” jelas Mutia.
Melalui kegiatan ini, diharapkan perempuan Aceh semakin termotivasi untuk berperan aktif, berdaya, dan berkontribusi dalam pembangunan daerah serta bangsa. Peringatan Hari Ibu ke-96 ini menjadi simbol perjuangan panjang kaum perempuan dalam mencapai kesetaraan dan kemajuan, sekaligus menegaskan bahwa perempuan memiliki peran penting dalam mencetak generasi unggul demi masa depan Indonesia yang lebih gemilang.
Sementara itu, Pj Ketua TP-PKK Aceh, Hj. Safriati, S.Si., M.Si., dalam sambutannya menekankan pentingnya pemberdayaan perempuan melalui peningkatan kapasitas dan akses di berbagai bidang. “Perempuan Aceh memiliki potensi yang luar biasa. Jika diberdayakan secara maksimal, mereka mampu membawa perubahan signifikan, tidak hanya dalam keluarga, tetapi juga di masyarakat luas. Kami akan terus mendorong program-program yang berfokus pada peningkatan kualitas hidup perempuan Aceh,” ujar Safriati.
Hj. Safriati juga mengajak seluruh elemen masyarakat untuk mendukung perempuan dalam mengembangkan potensinya. “Melalui kolaborasi, kita dapat menciptakan lingkungan yang mendukung perempuan agar lebih berdaya dan mampu berperan aktif dalam pembangunan,” tambahnya.
Dalam kesempatan ini, Pj Ketua TP-PKK Aceh Besar, Cut Rezky Handayani, menyampaikan apresiasi atas penyelenggaraan acara ini sebagai wujud penghargaan terhadap peran perempuan. “Peringatan Hari Ibu ini menjadi pengingat bagi kita semua bahwa perempuan adalah pilar penting dalam menciptakan keluarga yang sejahtera dan generasi yang berkualitas. Perempuan berdaya, keluarga kuat, bangsa maju,” ujarnya.
Sementara itu Kepala Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Anak Aceh, Mutia Juliana, S.STP., M.Si., selaku Ketua panitia menyebutkan bahwa peringatan Hari Ibu ini bukan sekadar perayaan, melainkan momentum refleksi atas perjuangan perempuan dalam mencapai kesetaraan dan kesejahteraan.
Acara tersebut juga dihadiri oleh Ketua DWP Aceh, seluruh istri Forkopimda Aceh, Pj Ketua TP-PKK se Aceh, para kepala SKPA dari unsur Wanita, tokoh perempuan, organisasi wanita, serta pemangku kepentingan di Aceh. Peringatan Hari Ibu ke-96 ini menjadi momen inspiratif untuk terus menggerakkan semangat perempuan Aceh dalam berkarya, berinovasi, dan berkontribusi aktif menuju pembangunan berkelanjutan dan Indonesia Emas 2045.
Editor: Amiruddin. MK