Cucu Sultan Aceh: Perdana Menteri Thailand Kagumi Manuskrip Alquran Tertua Asal Aceh
https://pagead2.googlesyndication.com/pagead/js/adsbygoogle.js?client=ca-pub-3737086233511293
   

Home / News

Sabtu, 2 Maret 2024 - 15:28 WIB

Cucu Sultan Aceh: Perdana Menteri Thailand Kagumi Manuskrip Alquran Tertua Asal Aceh

Teuku Nizar

Cucu Sultan Aceh: Perdana Menteri Thailand Kagumi Manuskrip Alquran Tertua Asal Aceh

Cucu Sultan Aceh: Perdana Menteri Thailand Kagumi Manuskrip Alquran Tertua Asal Aceh

Banda Aceh – Kebanggaan terhadap Aceh semakin nyata berbinar di mata dunia. Itulah kalimat singkat sarat makna yang diucapkan oleh Cucu Sultan Aceh Cut Putri, yang merupakan Pemimpin Darud Donya Aceh, Sabtu (2/3/2023)

Hal ini disampaikannya dalam rangka kunjungan bersama Perdana Menteri Thailand  Srettha Thavisin dengan pejabat setempat ke Pattani, sebuah wilayah konflik di selatan Thailand yang mayoritas penduduknya adalah muslim.

Sebelumnya lawatan Cucu Sultan Aceh ke Pattani dalam rangka kelanjutan kerjasama antara Aceh dan Thailand serta beberapa negara lainnya dalam berbagai bidang.

Dalam kesempatan itu, rombongan juga berziarah ke situs-situs sejarah Aceh, yaitu makam-makam para pembesar Kesultanan Aceh yang bernisan kuno khas Aceh, yang tersebar di beberapa tempat di Thailand

Para pahlawan Aceh itu dulu datang ke wilayah Pattani atas perintah Sultan Aceh dalam rangka penyebaran agama Islam. Akhirnya Aceh berjaya mengislamkan Raja di Pattani saat itu, yang serentak diikuti oleh seluruh rakyatnya.

Baca Juga :  Peringati 4 Desember, KPA Sagoe Kluet Barat Wilayah Aceh Selatan Gelar Maulid Bersama

Dalam kunjungan tersebut Perdana Menteri Thailand juga melawat ke Museum Al-Quran dan Warisan Budaya Islam yang terletak di Pondok Wakaf Anak Ayam, Narathiwat.

Di museum ini disimpan manuskrip dan khazanah peninggalan Islam di alam melayu juga warisan peninggalan Aceh Darussalam yang sangat dikagumi oleh dunia, termasuk oleh Perdana Menteri Thailand. Salah satu nya adalah Alquran tertua Aceh Darussalam yang ditulis oleh Syekh Nuruddin Arraniry tahun 1634 M

Cucu Sultan Aceh ini juga berterima kasih setinggi-tingginya kepada Turki yang selalu mendukung Aceh Darussalam dan wilayah Islam lainnya.

“Pembangunan gedung baru dan pemeliharaan Museum serta isinya ini dibiayai juga oleh Turki. Koleksi Al-Qur’an disini dibawa ke Turki, untuk dipastikan keaslian isinya. Setelah itu disimpan kembali di museum untuk pemeliharaan”, ujar Cut Putri.

Menurut Cut Putri, hal ini dapat menjadi pelajaran bagi Pemerintah Pusat, dimana Pemerintah Thailand yg menangani wilayah konflik di Pattani justru bersemangat mendukung pelestarian warisan budaya Islam di wilayah konflik tersebut.

Baca Juga :  Malam Ini, Husni Al Muna dan Ratusan Pemain Rapai Meriahkan Aceh Perkusi 2022

Justru dunia internasional lah yang sekuat tenaga menyelamatkan khazanah dan warisan budaya Islam Aceh, saat Pemerintah Pusat dan pemerintah di Aceh sibuk menghancurkan sejarah Aceh dengan proyek-proyek yang memusnahkan bukti sejarah.

“UNESCO menjadikan hari lahir Laksamana Malahayati sebagai perayaan internasional, dan memproses kawasan Kuta pertahanan Laksamana Malahayati di Gampong Pande untuk menjadi Situs Warisan Dunia UNESCO, namun Pemerintah di Aceh malah justru menghancurkan Kawasan Situs Sejarah Gampong Pande itu, dengan Proyek Nasional pembuangan tinja IPAL dan pembuangan sampah dan tinja najis manusia di makam para ulama mulia”, kata Cut Putri.

Kawasan Gampong Pande dikenal oleh dunia sebagai kawasan Istana Darul Makmur kuta Farushah Pindi Gampong Pande, yang menjadi Titik Nol Kesultanan Aceh Darussalam, tempat awal mula lahirnya Kesultanan Aceh Darussalam yang menyebarkan Islam hingga ke seluruh Asia Tenggara.

Baca Juga :  BUMN Jasa Survei Godok Akulturasi Anggota Holding

Dunia sangat menghormati kawasan makam para raja dan ulama tersebut, namun Pemerintah Pusat dan pemerintah di Aceh justru memusnahkan dan menenggelamkannya dalam sampah dan tinja najis manusia.

“Saat dunia internasional berusaha menyelamatkan warisan sejarah dan khazanah budaya Aceh, justru Pemerintah di Aceh yang memusnahkan sejarahnya sendiri”, lanjut Cut Putri tak habis fikir.

Oleh karena itu Darud Donya meminta seluruh rakyat Aceh, untuk terus maju bergerak, sekuat tenaga memperjuangkan pelestarian sejarah, khazanah dan budaya Islam Asia Tenggara di Aceh.

“Segala usaha walaupun kecil akan berdampak besar bagi keselamatan hidup anak cucu kita, agar mereka dapat terus hidup dalam rahmat Islam. Dengan persatuan seluruh rakyat dan Bangsa Aceh bersama dunia internasional, insya Allah kita dapat menyelamatkan Aceh!”, seru Cucu Sultan Aceh.

Editor: Muliadi

Share :

Baca Juga

News

BEI Gelar RUPST pada 29 Juni, Kukuhkan Iman Rachman Jadi Dirut

News

Kapolres Lhokseumawe Serahkan Piagam Duta Vaksin Kepada Siswa dan Kepsek SMAN 1 Dewantara

News

Peringati Hari Lingkungan Hidup Sedunia, Ketua PKK Aceh Bersama DLHK Tanam 250 Batang Pohon

News

Menparekraf Sandiaga Uno: Alam & Budaya Desa Wisata Lapasi Halmahera Barat Jadi Daya Tarik Wisatawan

News

Menyambut HUT Agara ke-48, DPRK Gelar Rapat Paripurna

News

Laba Bersih BUMN Capai Rp126 Triliun, 5 Sektor Jadi Penyumbang Terbesar

News

IHSG Sesi I Hari Ini Tertekan, Asing Net Sell Rp364 Miliar

News

Laga Tanding Ulang Tim Mupabar Maju Ke semifinal, AHY Cup Semakin Seru, Mulba Maju Ke Final

You cannot copy content of this page

error: Content is protected !!