Sederet kabar meramaikan berita internasional Selasa (12/4), mulai dari Amerika Serikat memerintahkan staf konsulat meninggalkan Shanghai karena Covid-19 menggila, hingga PM Malaysia menunggu lama di bandara.
1. Covid China Menggila, AS Perintahkan Staf Konsulat Tinggalkan Shanghai
Amerika Serikat memerintahkan staf non-esensial di kantor konsulatnya untuk segera meninggalkan Shanghai usai lonjakan Covid-19 di kota itu memicu penerapan aturan ekstrem pemerintah China.
“[Kemlu AS] memerintahkan mereka pergi karena lonjakan Covid-19 belakangan ini,” ujar juru bicara Kedutaan Besar AS untuk China, seperti dilansir AFP.
AS mengumumkan perintah ini ketika China sedang berupaya keras untuk menanggulangi lonjakan kasus Covid-19 di Shanghai yang menggila beberapa waktu belakangan.
Sebagai negara yang masih memegang prinsip nol-Covid, China melakukan berbagai cara ekstrem, seperti memisahkan anak yang positif Covid-19 dari orang tuanya.
Dalam pernyataan yang dirilis pada Senin (11/4), Kemlu AS juga menyinggung aturan tersebut. Mereka khawatir staf konsulat dipisahkan dari anaknya jika positif Covid-19.
2. Zelensky Tuding Rusia Akan Pakai Senjata Kimia di Ukraina
Invasi Rusia di Ukraina juga masih menjadi sorotan. Terbaru, Presiden Volodymyr Zelensky mengatakan, Rusia tengah menyusun rencana untuk menggunakan senjata kimia dalam invasi mereka di Ukraina.
“Hari ini, kami mendengar pernyataan dari penjajah [Rusia] mengonfirmasi bahwa mereka tengah bersiap melakukan teror lanjutan terhadap kami,” ujar Zelensky mengawali pernyataan video yang dirilis Senin (11/4).
Ia kemudian menuturkan, “Salah satu juru bicara mereka mengatakan, mereka mempertimbangkan menggunakan senjata kimia di Mariupol.”
Laporan ini juga menyedot perhatian sejumlah negara, seperti Amerika Serikat dan Inggris. Sekretaris pers Kementerian Pertahanan AS, John Kirby, mengatakan bahwa negaranya bakal memantau laporan lebih lanjut.
[Gambas:Video CNN]
3. PM Malaysia Tunggu Lama di Bandara UEA, 2 Diplomat Dipulangkan
Perdana Menteri Malaysia, Ismail Sabri Yaakob, harus menunggu lama di bandara Uni Emirat Arab karena keteledoran diplomat mengurus administrasi.
Kementerian Luar Negeri Malaysia menyatakan, duta besar Malaysia di UEA dan konsul jenderal mereka di Dubai gagal menangani protokol standar kunjungan tingkat tinggi, terutama saat Ismail berkunjung ke Dubai pada 29 Maret lalu.
“Kegagalan itu membuat perdana menteri menunggu lama di terminal kedatangan untuk memeriksa paspor dan imigrasi,” demikian pernyataan Kemlu Malaysia, seperti dikutip The Straits Times, Senin (11/4).
“Selain itu, tak ada cakupan keamanan seperti pawai iring-iringan mobil yang disediakan untuk perdana menteri.”
Pernyataan itu dirilis usai satu situs melaporkan dua diplomat senior Malaysia di UEA dipulangkan. Pemulangan itu disebut karena kekurangan dalam protokol tamu selama kunjungan Ismail ke negara Teluk tersebut.
(has)
[Gambas:Video CNN]