China Kirim Jet Tempur Tercanggih ke Laut China Selatan - NOA.co.id
https://pagead2.googlesyndication.com/pagead/js/adsbygoogle.js?client=ca-pub-3737086233511293
   

Home / News

Jumat, 15 April 2022 - 21:08 WIB

China Kirim Jet Tempur Tercanggih ke Laut China Selatan

REDAKSI

DUNIA, NOA

Pemerintah China dilaporkan mulai mengirim pesawat tempur tercanggih mereka, J-20, untuk berpatroli di wilayah ‘sengketa’ seperti Laut China Selatan dan Timur. Jet tempur itu pertama kali dipamerkan kepada publik melalui pameran Airshow China.

China kala itu mengaku terang-terangan telah mengganti mesin baru J-20 dengan atribut buatan dalam negeri, usai sebelumnya menggunakan mesin buatan Rusia.

“[Patroli jet tempur] itu dimaksudkan untuk ‘menjaga keamanan wilayah udara dan kepentingan maritim China dengan lebih baik,” kata seorang pakar militer kepada tabloid milik pemerintah, dilansir dari CNN, Jumat (15/4).

Juru Bicara produsen J-20 yang dikelola negara, Ren Yukun menambahkan pengerahan jet tempur itu merupakan rutinitas latihan bagi J-20 untuk mulai melakukan patroli lantaran sudah dipasang mesin buatan lokal.

Adapun seruan patroli menggunakan J-20 itu diumumkan hanya beberapa pekan setelah Komandan Angkatan Udara Pasifik AS Jenderal Amerika Serikat Kenneth Wilsbach menyatakan bahwa F-35 milik AS dan J-20 China saling berdekatan satu sama lain di wilayah laut China Timur.

Baca Juga :  Kapolres Lhokseumawe Serahkan Bantuan Program "Kue Surga" Kepada Warga Sakit Menahun di Muara Batu

Sebagaimana diketahui, laut Cina Timur dan Selatan telah lama menjadi wilayah yang diperebutkan, dengan masing-masing klaim teritorial yang tumpang tindih oleh banyak negara. China bahkan mengklaim hampir semua wilayah laut China Selatan sebagai wilayah kedaulatannya.

China bahkan telah membangun fasilitas militer mereka di sana, dengan mengubah pulau-pulau menjadi pangkalan militer dan lapangan terbang, dan diduga menciptakan milisi maritim yang jumlahnya bisa mencapai ratusan kapal.

Sementara itu di laut China Timur, China telah mengklaim kedaulatan atas Kepulauan Senkaku yang dikuasai Jepang yang juga dikenal sebagai Kepulauan Diaoyu. Dan dalam beberapa tahun terakhir, AS telah menegaskan kembali janjinya untuk mempertahankan pulau-pulau Jepang apabila terjadi agresi asing.

Baca Juga :  Pasca-Lebaran Banyak Karyawan Keluar-Masuk Perusahaan? Ini Jawabannya

Para ahli kemudian mengatakan patroli dan pengerahan J-20 menunjukkan dua hal; kepercayaan diri China yang meningkat pada kemampuan militernya, dan peringatannya kepada negara-negara lain yang berkepentingan dalam sengketa teritorial.

Akademisi dari Griffith Asia Institute di Australia Peter Layton menilai patroli China itu ingin memberikan pesan kepada dunia. Selain itu, langkah China itu akan sarat politik, lantaran radius aksi J-20 yang luas berarti bisa berpatroli lebih jauh ke laut, atau menetap lebih lama di daerah seperti Laut China Timur.

“Setiap pesawat militer asing yang menyusup ke wilayah udara yang diklaim China di Laut China Timur dan Selatan sekarang dapat dicegat oleh J-20,” kata Layton.

Sementara itu, J-20 kemudian disebut-sebut sebagai jawaban China untuk F-22 dan F-35 Amerika–yang dianggap sebagai jet tempur siluman utama dunia. Dalam sebuah laporan tahun 2017 oleh Proyek Tenaga China di Pusat Studi Strategis dan Internasional.

Baca Juga :  China Sedot 387.000 Ton Gas Alam Cair dari Rusia Saat Impor Naik 26,4%

Sementara itu, Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) berupaya mewujudkan zona pertahanan di wilayah perbatasan laut, termasuk Laut China Selatan. Jokowi mencantumkan strategi menjaga kedaulatan Peraturan Presiden Nomor 41 Tahun 2022 tentang Rencana Zonasi Kawasan Antarwilayah Laut Natuna-Natuna Utara.

Peraturan itu mencantumkan dua kebijakan untuk mewujudkan zona pertahanan dan keamanan di Natuna. Kebijakan-kebijakan tersebut diharapkan dapat menunjang stabilitas di wilayah perbatasan.

Perairan Natuna diketahui menjadi sorotan dunia dalam beberapa waktu lalu. China mengklaim wilayah itu masuk dalam teritori mereka berdasarkan Sembilan Garis Putus.

Namun, negara-negara di ASEAN sepakat batas wilayah di sebagian Laut China Selatan telah ditetapkan dalam Konvensi Hukum Laut Perserikatan Bangsa-Bangsa (UNCLOS) yang disahkan pada 1982.

(khr/kid)

[Gambas:Video CNN]

Sumber Berita

Share :

Baca Juga

News

229 Hari Pelaksanaan, Sebanyak 101.152 Orang Divaksin Covid-19

News

IHSG Hari Ini Berpeluang Terkena Aksi Taking Profit, Cek Rekomendasi Sahamnya

News

Kucuran Capital Inflow Menopang IHSG Hari Ini di Kisaran 7.165-7.357

News

Dinas Syari’at Islam Gelar MTQ ke-39 Tingkat Kabupaten Aceh Tenggara

News

Ukraina Klaim Temukan 26 Mayat di 2 Apartemen Hancur Dekat Kiev

News

Tingkatkan Pengembangan Potensi Daerah dan Pelayanan Publik, Diskominsa Aceh Teken Kerja Sama dengan Diskominfo Jawa Barat

News

Dari Bersih-bersih Internal hingga Evaluasi Perjanjian Dagang, Ini Seabrek Tugas Mendag Zulhas

Aceh Besar

Kadis DPMG Sampaikan Persiapan TTG ke 24 Pada Pj Bupati Aceh Besar

You cannot copy content of this page

error: Content is protected !!