Home / Opini

Jumat, 9 Agustus 2024 - 20:58 WIB

Cerita Biasa yang Tidak Biasa

FARID ISMULLAH

Foto : Dok. Kas Pani

Foto : Dok. Kas Pani

Akan ku dengarkan padamu, cerita embun yang luruh saat pagi, atau kisah suara laut yang menghembuskan nafasnya di sela jari-jari daun nyiur yang di sinari rembulan. Ketika itu, ada cahaya menggantung di bibir langit. Aku akan cerita.

“Cerita biasa,” kata mu.

Baca Juga :  Dua Gerbang Keluar Masuk Aceh

Iya, cerita biasa. Cerita hari-hari yang aku dibalut sunyi. Sesunyi suara angin gurun yang aku dan kau tidak pernah memahaminya.

“Berarti ada jarak untuk dimaklumi,” kata mu lagi menafsirkan arti dari sunyi itu.

“Persis!”

Ada laut, aku sebagai laki-laki biasa tak mungkin merenanginya. Terlalu dalam dan jauh.

Baca Juga :  Himastra 07 UIN Arraniry Banda Aceh : Idul Fitri, Momen Penting untuk Menebalkan Tali Silaturahmi dan Merajut Kembali Keharmonisan Sosial

Ada gunung, hutan, dan jalan menikung yang sulit dilewati, penuh kelokan dan batu terjal. Aku tertatih melewatinya.

Semisalnya pun aku sanggup, sebelum sampai ditujuan, aku lebih dulu diam tak bisa lagi bicara. Nafas berhenti.

Baca Juga :  Guru Lem Pox

“Cerita biasa,” katamu, tapi sulit memahaminya.

Iya, aku lelaki biasa dan sederhana, tak mungkin menggapai rembulan. Terlalu jauh bagiku, hanya bisa jadi angan dan kenangan.

Inilah cerita yang aku dan kau sulit memahaminya.

Penulis : Kas Pani

Share :

Baca Juga

Opini

Menjelang 25 Tahun Kabupaten Aceh Singkil, Reptil Buaya masih menghantui warga  

Opini

Ketika Kapal Boat Bergoyang

Hukrim

Eksistensi UU Kejaksaan Vs UU KPK, Memperkuat Kewenangan Kejaksaan Menangani Kasus Korupsi

Opini

Pelayanan Publik, Pilkada Dan Wawasan Kebangsaan

Opini

Saya Tahu, Siapa Dia. Walau Dia tak Tahu Saya

Opini

Singkronisasi Kebijakan Pengelolaan Rawa Tripa Dalam Skema Memperkuat Investasi di Aceh

Opini

Potensi Agrowisata Desa Watu Toa

Opini

Calon Walikota Harus Mempunyai Tujuan yang Jelas Serta Konsisten