SINGKIL – Bunda Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) Aceh, Dyah Erti Idawati, bekerjasama dengan Dinas Arsip dan Perpustakaan Aceh, mengampanyekan budaya membaca bagi pelajar dan mahasiswa di Kabupaten Aceh Singkil, Kamis (16/6/2022).
Kegiatan yang dipusatkan pada Gedung Seni Budaya Kabupaten Aceh Singkil itu, digelar dalam bentuk seminar dan dialog literasi dengan tema yang diusung “Meningkatkan Budaya Minat Baca serta Pengetahuan Literasi Masyarakat”.
Kampanye itu juga akan diselenggarakan di beberapa kabupaten perbatasan lainya, yakni Aceh Tamiang, Aceh Tenggara, dan Simeulue.
Selain Bunda PAUD Aceh, seminar itu juga menghadirkan sejumlah tokoh literasi lainnya, seperti penulis dan Rekdatur Harian Serambi Indonesia Yarmen Dinamika, dan Dosen FKIP USK sekaligus tokoh literasi Aceh Herman RN.
Tampak hadir dalam acara tersebut, Bupati Aceh Singkil beserta Bunda PAUD Aceh Singkil, Kepala Dinas Arsip dan Perpustakaan Aceh, dan Kepala Dinas Arsip dan Perpustakaan Aceh Singkil.
Dyah menyampaikan, bahwa buku adalah jendela dunia, namun di era digitalisasi ini untuk memperkaya pengetahuan kini tidak harus terpaku pada buku saja, melainkan juga dapat diperoleh dari berbagai perangkat teknologi yang sekarang sudah ada di genggaman setiap orang.
Ia menjelaskan, literasi digital itu muncul sejak ditemukannya perangkat komputer dan internet, artikan sejak teknologi informasi ditemukan, proses untuk memperoleh informasi dari berbagai bentuk serta sumber yang sangat luas, akan mudah dijumpai dan diakses melalui piranti komputer tersebut.
“Di era revolusi industri 4.0, literasi sudah ada dalam genggaman, dengan diujung jari setiap manusia, sudah bisa mengakses informasi, jadi pintar-pintarlah memilah dan memilih informasi yang positif,” kata Dyah saat menjadi pemateri dalam kegiatan tersebut.
Dyah menerangkan, di tahun 2021 lalu, Aceh berhasil masuk 10 besar dalam Indeks Literasi Digital tingkat tertinggi di Indonesia. Aceh berhasil menduduki peringkat ke 9 dengan skor 3,57, sementara peringkat pertama diduduki Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) mendapat skor literasi digital tertinggi, yaitu 3,71.
“Walaupun rangking 9, tapi jangan cepat berpuas diri, terus tingkatkan budaya membaca, agar SDM kita bisa terus meningkat membaik, dan pastinya menjadi yang terbaik,” pungkas Dyah.
Sebagaimana diketahui, pengukuran indeks ini menggunakan empat pilar, yaitu kecakapan digital, etika digital, keamanan digital, dan budaya digital.
Secara nasional, Indeks Literasi Digital Indonesia 2021 mendapatkan skor 3,49 atau pada level sedang.
Sementara itu, Bupati Aceh Singkil, Dulmusrid, menyampaikan, membaca sebagaimana termaktup dalam Al Quran pada surah Al Alaq, bahwa Allah perintahkan untuk membaca.
Artinya dalam Islam sendiri membaca sudah menjadi sebuah keharusan untuk lebih mendekat hamba ke Rab-Nya dengan berkah ilmunya.
Karenanya, ia berharap kegiatan tersebut bisa berdampak positif pada peningkatan literasi masyarakat Aceh Singkil, khususnya di kalangan anak-anak muda. “Saya minta para peserta bisa lebih membudayakan semangat membaca, agar pengetahuan SDM Aceh Singkil semakin meningkat,” katanya.