Bukan Galon, Risiko Tertinggi Konsumen Terpapar BPA Ada di Makanan Kaleng - NOA.co.id
   

Home / News

Minggu, 29 Mei 2022 - 20:32 WIB

Bukan Galon, Risiko Tertinggi Konsumen Terpapar BPA Ada di Makanan Kaleng

REDAKSI

JAKARTA – Rencana Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) untuk mencantumkan label Bisphenol-A (BPA) pada galon air minum kemasan menjadi perhatian sejumlah kalangan baik para ahli dan peneliti.

Peneliti dari Institute Pertanian Bogor (IPB) Nugraha Edhi Suyatma mengungkapkan, risiko tertinggi konsumen BPA bukan pada galon air minum kemasan melainkan pada makanan-minuman kaleng.

“Jadi kalau mengkaitkan risiko BPA dengan galon air minum dalam kemasan berbahan polikarbonat itu aneh. Soalnya, walaupun dijemur pada suhu 36 derajat celcius galon polikarbonat tidak apa-apa,” ujar dosen dan peneliti jurusan teknologi pangan IPB saat webinar bertajuk Kupas Tuntas Rencana Label BPA di AMDK Galon, di Jakarta, Jumat (27/5/2022).

Baca Juga :  YARA Pidie Dukung Penundaan PORA Aceh

Baca Juga: BPOM Diminta Kaji Mendalam Wacana Pelabelan BPA

Menurut dia potensi migrasi BPA di galon polikarbonat dari hasil kajian ilmiah berada di titik 80 derajat celcius. Begitu juga dengan kekuatan menahan benturan galon polikarbonat terbilang tangguh.

Adapun BPA digunakan untuk produksi plastik polikarbonat atau epoksi resin. Bentuk penggunaannya pada galon, botol susu bayi, dan kaleng makanan-minuman sebagai pelindung bagian dalam.

“Maka dari itu cukup kaget dengan pemberitaan yang mengklaim BPOM ingin mencantumkan label berpotensi berisiko BPA pada galon polikarbonat,” jelasnya.

Baca Juga :  Bersaing ketat Mubes PEMAPIJAY akhirnya Fajri Munanda terpilih menjadi Ketua Umum

Tak hanya itu, keunggulan BPA pada galon dan epoksi resin adalah melindungi isi dalam kemasan karena sifatnya yang lebih tahan panas, polikarbonat jadi lebih kuat, tidak mudah luruh. Apalagi dalam kemasan kaleng, BPA melindungi isi makanan-minuman di dalamnya agar tidak mudah terkena korosi kaleng.

Berdasarkan kajian Otoritas Keamanan Pangan Eropa (EFSA) menyatakan belum ada risiko bahaya kesehatan terkait BPA karena data paparan BPA terlalu rendah untuk menimbulkan bahaya kesehatan. EFSA menetapkan batas aman paparan BPA oleh konsumen sebesar empat mikrogram/kg berat badan/hari.
Sebagai ilustrasi, seseorang dengan berat badan 60 kg masih dalam batas aman jika mengonsumsi BPA 240 mikrogram/hari. Penelitian tentang paparan BPA
(Elsevier, 2017) menunjukkan kisaran paparan BPA sehari-sehari sekitar 0,008-0,065 mikrogram/kg berbanding berat badan/hari, sehingga belum ada risiko bahaya kesehatan konsumen terkait paparan BPA.

Sumber Berita

Share :

Baca Juga

News

Pemerintah Aceh Ajak Pelaku UMKM Daftar Produknya di e-Katalog Lokal, Berikut Caranya:

News

Pastikan Kesiapan Atlet, Ketua KONI Pidie Tinjau Langsung Tempat Latihan FPTI

News

Membangun Komunikasi Bersama Guru Ketika Supervisi

News

Kitab Pengadaan DD Tahun 2021 Mulai Disalurkan di Pidie Jaya

News

OJK Ajak Diaspora Investasi di Pasar Modal Syariah Indonesia

News

Rakernas, Kejagung : Penegakan Hukum Humanis Untuk Ekonomi Inklusif Berkelanjutan

News

Turnamen Voli Bank Aceh Action Cup 2023S, ingapore VC Juara

News

Peringati HAB Ke 77 Kemenag Pidie Jaya Gelar Berbagai Kegiatan