Bos Bank Dunia Kasih Peringatan: Bagi Banyak Negara, Resesi Akan Sulit Dihindari - NOA.co.id
https://pagead2.googlesyndication.com/pagead/js/adsbygoogle.js?client=ca-pub-3737086233511293
   

Home / News

Rabu, 8 Juni 2022 - 00:46 WIB

Bos Bank Dunia Kasih Peringatan: Bagi Banyak Negara, Resesi Akan Sulit Dihindari

REDAKSI

JAKARTA – Negara-negara di seluruh dunia menghadapi ancaman resesi ketika perang Ukraina menghantam ekonomi yang sudah diguncang oleh pandemi Covid. Bos Bank Dunia memperingatkan, negara-negara kurang berkembang di Eropa dan Asia Timur bakal menghadapi ‘resesi besar’.

Baca Juga: AS Kerek Suku Bunga Acuan, Sri Mulyani Was-was Terjadi Krisis Keuangan

Risiko inflasi tinggi dan pertumbuhan rendah, atau yang disebut stagflasi juga lebih tinggi, kata Presiden Bank Dunia David Malpass. Tagihan energi dan makanan telah meningkat di seluruh dunia.

“Perang di Ukraina, lockdown di China, gangguan rantai pasokan, dan risiko stagflasi menghantam pertumbuhan. Bagi banyak negara, resesi akan sulit dihindari,” kata Malpass.

Baca Juga :  Peringati HUT Ke-14, Gerindra Aceh Gelar Donor Darah dan Ragam Perlombaan

Dia memperingatkan dalam laporan Prospek Ekonomi Global Bank Dunia untuk bulan Juni bahwa bahaya stagflasi cukup besar.

“Pelemahan pertumbuhan kemungkinan akan bertahan sepanjang dekade ini karena investasi yang lemah di sebagian besar dunia. Dengan inflasi yang saat ini berjalan pada level tertinggi dalam multi-dekade di banyak negara dan lambatnya pasokan diperkirakan ada risiko bahwa inflasi akan tetap lebih tinggi untuk waktu lebih lama,’ sambungnya.

Baca Juga: Peringatan Resesi Global Berbunyi di Tengah Perang Rusia Ukraina, Ekonom: Belum

Baca Juga :  Amerika Serikat di Bibir Jurang Resesi, Apakah Indonesia Terdampak?

Negara-negara di Eropa yang kemungkinan besar akan mengalami penurunan tajam dalam output ekonomi pada tahun 2022 adalah Ukraina dan Rusia. Tetapi Bank Dunia memperingatkan bahwa dampak dari perang dan pandemi Covid akan lebih luas.

“Bahkan jika resesi global dihindari, rasa sakit stagflasi dapat bertahan selama beberapa tahun. Kecuali jika peningkatan pasokan besar-besaran mulai terjadi,” ucap Malpass.

Antara 2021 dan 2024, pertumbuhan global diproyeksikan melambat sebesar 2,7 poin secara persentase, kata Malpass, lebih dari dua kali perlambatan yang terlihat antara tahun 1976 dan 1979, ketika dunia terakhir kali melihat stagflasi.

Baca Juga :  Bank Dunia Pangkas Perkiraan Pertumbuhan Global Jadi 2,9%: Resesi Sulit Terhindarkan

Laporan tersebut memperingatkan, bahwa kenaikan suku bunga yang diperlukan untuk mengendalikan inflasi pada akhir 1970-an begitu curam sehingga mereka menyentuh resesi global pada tahun 1982, dan serangkaian krisis keuangan di pasar negara berkembang dan negara berkembang. Namun, pada 1970-an dolar lebih lemah dan minyak relatif lebih mahal.

(akr)

Sumber Berita

Share :

Baca Juga

News

Usai Dilantik, Anggota DPRA M Yusuf Pang Ucok, Jenguk Tgk Hasan Mantan Bendahara DPP-PA di RSZA

News

FOTO: Sisa Jejak Pasukan Rusia usai Angkat Kaki dari Kyiv

News

Ketua MPR: Mulai 2024 Pengadaan Kereta Rel Listrik Tak Lagi Bergantung Impor

News

IATA Targetkan Produksi Batu Bara 4,5 Juta Metrik Ton di 2022

News

MNC BOD Forum, Hary Tanoesoedibjo: 2022, MNC Group Going Global & Menjadi Market Leader

News

Waled Buka Puasa Bersama Ratusan BHL Dan Driver Ojek Di Pendopo

News

Sempat Mandek, Akhirnya Gaji ASN di Aceh Tenggara Dibayarkan

News

Kadis Koperasi dan UKM Aceh Dilantik jadi Pj Walikota Subulussalam

You cannot copy content of this page

error: Content is protected !!