Tim penasihat Presiden Korea Selatan yang baru terpilih, Yoon Suk-yeol, ingin Amerika Serikat memberikan aset strategis mereka ke negara itu, Rabu (6/4).
Sejumlah aset itu termasuk jet pengebom nuklir dan kapal selam. Permintaan Korsel kepada AS itu beberapa hari setelah Korea Utara ‘gerah’ dengan pernyataan dan sikap Menteri Pertahanan Korsel, Suh Wook, yang dianggap bikin panas Pyongyang, Minggu (4/3).
Suh Wook memamerkan kekuatan militer Korsel dalam pidatonya terkait dengan kemampuan negara itu untuk menyerang Korut.
Pihak Korsel kemudian menyampaikan keinginan memiliki jet pengebom nuklir saat bertemu dengan penasihat keamanan AS, Jake Sullivan.
“Penempatan aset strategis merupakan elemen penting untuk mendukung pertahanan, dan isu tersebut muncul kala diskusi,” kata Park Jin, salah satu anggota tim penasihat kebijakan asing dan keamanan Yoon, saat berkunjung ke Washington, dikutip dari Reuters.
Park juga menyampaikan kedua pihak tengah mencari cara untuk memperkuat pertahanan nuklir AS demi menekan ancaman Korea Utara.
“Kami setuju apa yang paling penting adalah memperkuat pertahanan, sehingga kami dapat merespons secara keras potensi provokasi Korut,” tutur Park lagi.
Selain membicarakan pasokan kendaraan militer, Park juga memberikan surat dari Yoon kepada Presiden Joe Biden. Surat itu berisi niat dan visi Yoon untuk memperkuat hubungan dengan AS, tak hanya dalam isu Korut.
Dalam kampanye politiknya, Yoon memang menyerukan kebijakan keras dalam merespons ancaman Korut. Salah satunya dengan menempatkan jet pengebom AS, kapal induk, dan kapal selam nuklir di Korsel.
Tak hanya itu, Yoon bersumpah bakal ‘menormalisasi’ latihan militer gabungan antara Korsel dan AS.
Kala kepemimpin Moon Jae-in, latihan bersama ini berkurang demi upaya pelucutan nuklir Korut.
Namun, tensi antara Korut dan Korsel semakin memanas karena Pyongyang terus menguji coba rudal kala dialog denuklirisasi mandek.
Sebelumnya, adik pemimpin Korut Kim Jong-un, Kim Yo-jong, mengancam bakal menggempur Korsel dengan senjata nuklir jika Negeri Ginseng menyerang negara mereka.
“Jika [Korsel] memilih melakukan konfrontasi militer dengan kami, kekuatan perang nuklir kami akan melakukan tugasnya,” ujar Kim Yo-jong, seperti dilansir Associated Press, Selasa (5/4).
“Serangan mengerikan bakal diluncurkan dan militer [Korsel] harus berhadapan dengan nasib menyedihkan, yakni kehancuran total,” ia melanjutkan.
Meski demikian, Kim menegaskan, negaranya menolak perang, yang dinilai dapat menghancurkan Semenanjung Korea. Ia mengatakan Korut tak akan menyerang jika tak diserang.
[Gambas:Video CNN]
(bac)
[Gambas:Video CNN]