NOA | Lhokseumawe – Yusri Kasim, tokoh muda aceh mencoba peruntungan di sektor pertanian menceritakan kisahnya yang tetap berhasil panen usai sawahnya diterjang banjir.
“Sebelum panen, sawah kami sempat dua kali terendam banjir, banjir yang merendam lahan sawah yang di tanami masyarakat sekitar 50 ha di daerah desa cot trieng hampir di pastikan selalu terjadi ketika masuk di musim hujan, ujar pria yang juga sebagai sekretaris umum Alumni Lemhannas provinsi Aceh, Kamis (28/10/2021).
Yusri mengungkapkan, Awal ketertarikannya untuk menanam padi adalah ketika saya merenung dan berpikir bagaimana mampu berbagi kepada banyak orang di tengah Covid – 19. Akhirnya, saya bertemu dengan salah satu petani milenial Tgk. Mulyadi yang berprofesi sebagai petani di desa Cot Trieng Lhokseumawe. Tanya jawab seputar prospek terus saya lakukan dan sampai pada akhirnya saya memutuskan untuk ikut menanam di lahan seluas 1 ha.
“Bertani untuk berbagi, sebagai bentuk rasa syukur” ungkap yusri saat diwawancara media, Kamis (28/10)
Keberhasilan kami pada tanaman pertama, adalah modal saya untuk semakin yakin dan seolah menemukan jawaban atas kegelisahan menolong banyak orang. Maka di musim tanam ke dua ini, saya memutuskan tetap menanam walaupun resiko gagal panen akibat terjangan banjir rutin tahunan telah di prediksi sebelumnya.desa cot trieng memiliki lahan persawahan seluas 200 ha yang mana tiap tahunnya di musim hujan hampir dipastikan terendam banjir.
Potensi lahan yang sangat luas, menurut Yusri perlu perhatian serius pemerintah Aceh dan Lhokseumawe untuk mensiasati banjir. Karena jika di kelola dengan benar, lahan seluas itu tidak hanya mampu memberikan hasil beras saja namun juga tempat wisata sawah yang saat ini semakin menjadi trend di Indonesia. (**)