Aceh Barat Daya- Kafilah Aceh Barat Daya (Abdya) hanya menduduki peringkat 20 dari 23 kabupaten/kota pada Musabaqah Tilawatil Quran (MTQ) Provinsi Aceh ke 35 di Kabupaten Simeulue.
Kepala Dinas Syari’at Islam dan Pendidikan Dayah Abdya, Ubaidillah, menyebutkan itu bukan karena kurangnya anggaran, melainkan karena takdir dan keberuntungan.
“Kalau soal kemampuan kita juga mempuni, karena selisih nilai peserta kita tidak jauh dari peserta kabupaten/kota lain,” kata Ubaidillah , Selasa (5/12/2023).
Ini, lanjutnya, hanya soal takdir dan keberuntungan, “Bukan soal anggaran,” sambungnya.
Selain itu, Ubaidillah menjelaskan sejumlah faktor jug mempengaruhi prestasi Abdya di MTQ tahun 2023 ini.
Ubaidillah merincikan, faktor-faktor tersebut yakni, kurang maksimalnya pengkaderan, kompetisi baik tingkat desa maupun kabupaten, kurang maksimalnya peran lembaga terkait dan sentuhan dari orang tua.
“LPTQ juga bekerja kurang maksimal karena tidak ada anggaran. Ini juga karena pihak LPTQ tidak pernah mengusulkan anggaran,” kata Ubaidillah.
“Juga kurangnya kompetisi tingkat kabupaten yang dapat mengasah mental peserta. Dan dalam keikut sertaan di MTQ di Simeulue, DSI hanya memfasilitasi saja,” ucap Ubaidillah menyambungkan.
Ubaidillah menyebutkan rekrutmen kafilah dimulai dari tingkat desa, kecamatan dan kabupaten.
“Hasil dari tingkat kabupaten yang dibawa ke MTQ tingkat Provinsi Aceh,” papar Ubaidillah.
Ia berharap, ke depan jika ingin prestasi Abdya meningkat, perlu duduk bersama dengan pihak terkait termasuk dewan.
“Duduk bersama ini guna membahas apa-apa saja kekurangan Abdya dalam menjaring kontingen,” sebut Ubaidillah.
Pada MTQ tingkat Provinsi Aceh ini, kata Ubaidillah, anggaran yang dikelola Dinas Syariah Islam dan Pendidikan Dayah Abdya diluar TC adalah Rp 690 juta.
“Dengan anggaran itu semua kebutuhan tim yang ikut termasuk para kafilah terpenuhi,” kata Ubaidillah.
Sementara untuk TC kafilah, katanya, ada bantuan dari Pokir salah satu anggota DPRK Abdya. “Anggaran ini khusu untuk TC kafilah,” pungkas Ubaidillah.