Sigli – Hipertensi merupakan penyebab utama kematian dini di seluruh dunia. Salah satu target global untuk penyakit tidak menular adalah mengurangi prevalensi hipertensi sebesar 33 persen antara tahun 2010 dan 2030.
Penjabat (Pj) Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Pidie dr Dwi Wijaya kepada NOA.co.id, menjelaskan, diperkirakan 1,28 miliar orang dewasa berusia 30-79 tahun di seluruh dunia menderita hipertensi, sebagian besar tinggal di negara-negara berpenghasilan
rendah dan menengah. “Ini data yang direlis badan kesehatan dunia WHO”,jelasnya.
Menurut dr Dwi diperkirakan 46 persen orang dewasa penderita hipertensi tidak menyadari bahwa mereka mengidap penyakit tersebut. Kurang dari separuh orang dewasa 42 persen penderita hipertensi didiagnosis dan diobati. Sekitar 1 dari 5 orang dewasa atau 21 persen dengan hipertensi dapat mengendalikannya. “Jadi kita harus tetap waspada terhadap hipertensi”,pinta dia.
Kata dr Dwi, Hipertensi atau tekanan darah tinggi terjadi ketika tekanan dipembuluh darah terlalu tinggi 140/90 mmHg atau lebih tinggi. “Hal ini biasa terjadi tetapi bisa menjadi serius jika tidak diobati, penderita tekanan darah tinggi mungkin tidak merasakan gejala apa pun. Satu-satunya cara untuk mengetahuinya adalah dengan memeriksakan tekanan darah.
Ini hal-hal yang meningkatkan risiko terkena tekanan darah tinggi antara lain, usia yang lebih tua genetika kelebihan berat badan atau obesitas tidak aktif secara fisik, konsumsi garam berlebihan terlalu banyak alkohol. “Ini sangat berbahaya”, sebut dr Dwi Wijaya.
Perubahan gaya hidup seperti makan makanan yang lebih sehat, berhenti merokok dan menjadi lebih aktif dapat membantu menurunkan tekanan darah. Beberapa orang mungkin masih perlu minum obat. Tekanan darah ditulis dalam dua angka, angka pertama sistolik melambangkan tekanan pada pembuluh darah saat jantung berkontraksi atau berdetak. Angka kedua (diastolik) mewakili tekanan di dalam pembuluh darah saat jantung beristirahat di antara detak jantung.
Kebanyakan penderita hipertensi tidak merasakan gejala apapun, tekanan darah yang sangat tinggi dapat menyebabkan sakit kepala, penglihatan kabur, nyeri dada dan gejala lainnya. Memeriksa tekanan darah adalah cara terbaik untuk mengetahui apakah memiliki tekanan darah tinggi. Jika hipertensi tidak diobati, dapat menyebabkan kondisi kesehatan lain seperti penyakit ginjal, jantung, dan stroke. “Ini perlu diperiksa kepada dokter ahlinya”,pinta Kadis Kesehatan.
Orang dengan tekanan darah sangat tinggi (biasanya 180/120 atau lebih tinggi) dapat mengalami gejala antara lain, sakit kepala parah, nyeri dada, pusing sulit bernafas, mua muntah, penglihatan kabur atau perubahan penglihatan lainnya
kecemasan, kebingungan
berdengung di telinga
mimisan, irama jantung yang tidak normal.
Jika mengalami gejala-gejala tersebut dan tekanan darah tinggi, segera dapatkan bantuan medis. Satu-satunya cara untuk mendeteksi hipertensi adalah dengan meminta ahli kesehatan mengukur tekanan darah.
Bagaimana pencegahan yangbharus dilakukan, perubahan gaya hidup dapat membantu menurunkan tekanan darah tinggi dan dapat membantu siapa pun yang menderita hipertensi. Banyak orang yang melakukan perubahan ini masih perlu minum obat. Perubahan gaya hidup ini dapat membantu mencegah dan menurunkan tekanan darah tinggi.
Dr Dwi Wijaya menyarankan, makan lebih banyak sayuran dan buah-buahan. Lebih aktif secara fisik, yang dapat mencakup berjalan kaki, berlari, berenang, atau aktivitas yang membangun kekuatan, seperti angkat beban. Lakukan setidaknya 150 menit per minggu aktivitas aerobik intensitas sedang atau 75 menit per minggu aktivitas aerobik berat.
Lakukan latihan membangun kekuatan 2 hari atau lebih setiap minggunya. Menurunkan berat badan jika kelebihan berat badan atau obesitas. Minum obat sesuai resep ahli kesehatan Anda.
Tidak disarankan, makan terlalu banyak makanan asin usahakan kurang dari 2 gram per hari
makan makanan tinggi lemak jenuh atau trans merokok atau menggunakan tembakau
minum terlalu banyak alkohol
Mengurangi hipertensi mencegah serangan jantung, stroke dan kerusakan ginjal, serta masalah kesehatan lainnya.
Lalu menurut dr Dwi Wijaya, mengurangi dan mengelola stres
rutin memeriksa tekanan darah
mengobati tekanan darah tinggi
mengelola kondisi medis lainnya
mengurangi paparan terhadap udara yang tercemar. Komplikasi hipertensi yang tidak terkontrol
Diantara komplikasi lainnya, hipertensi dapat menyebabkan kerusakan serius pada jantung. Tekanan yang berlebihan dapat mengeraskan arteri sehingga menurunkan aliran darah dan oksigen ke jantung. Peningkatan tekanan dan berkurangnya aliran darah ini dapat menyebabkan, nyeri dada, serangan jantung, yang terjadi ketika suplai darah ke jantung terhambat dan sel-sel otot jantung mati karena kekurangan oksigen.
Semakin lama aliran darah terhambat, semakin besar kerusakan pada jantung;
gagal jantung, yang terjadi ketika jantung tidak dapat memompa cukup darah dan oksigen ke organ vital tubuh lainnya, detak jantung tidak teratur yang dapat menyebabkan kematian mendadadak Hipertensi juga dapat pecah atau menyumbat arteri yang memasok darah dan oksigen ke otak sehingga menyebabkan stroke.
Selain itu, hipertensi dapat menyebabkan kerusakan ginjal hingga berujung pada gagal ginjal.
Penulis. Amir Sagita
Editor: Amiruddin MK