Washington DC – Atase Perdagangan (Atdag) Washington DC, Ranitya Kusumadewi menghadiri kegiatan dengar pendapat umum (public hearing) terkait investigasi daya saing ekspor pakaian jadi (apparel) dari sejumlah negara pemasok utama Amerika Serikat (AS), yang diselenggarakan oleh United States International Trade Commission (USITC) ini dilaksanakan secara hibrida, Washington, Senin (11/3/2024).
“Keikutsertaan Indonesia dalam kegiatan ini perlu dimanfaatkan untuk menyampaikan informasi terkait industri pakaian jadi Indonesia. Sehingga, dapat menjadi peluang untuk mendorong AS untuk meningkatkan sourcing produk pakaian jadi dari Indonesia,” ujar Ranitya dalam keterangan Persnya yang diterima NOA.co.id, Kamis (14/3/2024).
Ranitya menjelaskan, investigasi dilakukan USITC berdasarkan permintaan US Trade Representative (USTR) yang dilakukan pada lima negara, yaitu Indonesia, Bangladesh, Kamboja, India, dan Pakistan.
Dalam investigasi, USITC meminta negara-negara menyampaikan berbagai informasi berupa perkembangan perdagangan pakaian jadi ke AS, profil industri masing-masing negara, pola pangsa pasar dan perdagangan, serta informasi terkait lainnya.
“Nantinya, penyampaian laporan investigasi ini akan disampaikan USITC ke USTR pada 30 Agustus 2024,” Katanya
Dalam kegiatan dengar pendapat ini, Indonesia menyampaikan beberapa poin penting. Di antaranya :
1. Industri pakaian jadi Indonesia memegang peran penting sebagai pemasok global ,mengingat 70 persen produksi Indonesia diekspor.
2. Industri pakaian jadi Indonesia menawarkan kesempatan bisnis yang baik mengingat Indonesia terus mengembangkan industri berdasarkan inovasi dan teknologi.
3. Perkembangan infrastruktur pendukung dan tersedianya tenaga kerja Indonesia berkualitas, serta upaya penerapan praktik bisnis yang baik dan berkelanjutan.
Selain itu, sektor pakaian jadi telah dijadikan salah satu sektor prioritas dalam peta jalan ‘Making Indonesia 4.0’.
“Mengingat pasar AS adalah pasar tujuan utama ekspor pakaian jadi Indonesia, kita perlu memperhatikan tren ke depan pasar AS yang menekankan pada kualitas dan aspek ethical business,” Tutup Atase Perdagangan Washington DC, Ranitya Kusumadewi
Diketahui, AS merupakan pasar terbesar bagi ekspor industri pakaian jadi Indonesia dengan nilai ekspor pada 2022 mencapai USD 5,47 miliar, mewakili 57.2 persen dari total ekspor pakaian jadi Indonesia ke dunia sebesar USD 9.58 miliar.
Pakaian jadi merupakan salah satu ekspor utama Indonesia ke AS dengan tren peningkatan sekitar 3 persen antara 2018—2022.
Sementara itu, Indonesia merupakan negara sumber impor pakaian jadi ke-5 terbesar di AS dengan pangsa pasar 5,35 persen di bawah Tiongkok (21,34 persen), Vietnam (17,84 persen), Bangladesh (8,98 persen), dan India (5,76 persen).
Editor: Amiruddin. MK