Amerika Serikat telah memberikan lebih dari 12 ribu sistem anti-armor, 1.400 sistem anti-pesawat tempur, dan ratusan drone bunuh diri untuk Ukraina, Kamis (7/4).
Informasi ini dirilis setelah AS menyetujui pendanaan senjata sebesar US$100 juta (Rp1,4 triliun) pada Selasa (5/4), dikutip dari CNN.
Tak hanya itu, AS juga menyetujui tambahan anggaran sebesar US$300 juta (Rp4,3 triliun) untuk persenjataan Ukraina, Jumat (1/4).
Tambahan itu membuat total bantuan AS ke Ukraina mencapai US$1,7 miliar (Rp24,4 triliun) sejak Rusia menginvasi negara itu.
Meski demikian, senjata tersebut belum sepenuhnya dikirim ke Ukraina. Sejumlah senjata masih dalam tahap permintaan pengiriman di masa depan.
Juru bicara Pentagon, John Kirby, mengatakan AS telah mengirimkan 100 drone Switchblade pada Rabu (6/4). Namun, AS bakal mengirimkan lebih banyak drone nanti.
AS merupakan salah satu negara yang vokal memberikan dukungan ke Ukraina.
Bahkan, Menteri Luar Negeri AS, Antony Blinken, resmi menyatakan Rusia melakukan kejahatan perang di Ukraina pada Maret lalu.
“Hari ini, saya menyatakan, berdasarkan informasi yang tersedia saat ini, pemerintah AS menilai pasukan Rusia telah melakukan kejahatan perang di Ukraina,” kata Blinken dalam sebuah pernyataan yang dirilis pada 23 Maret lalu.
“Penilaian kami didasari tinjauan cermat terhadap informasi yang tersedia dari publik dan sumber intelijen,” lanjutnya.
Berikut daftar beberapa senjata yang diberikan AS ke Ukraina:
– Lebih dari 1.400 sistem anti-pesawat Stinger
– Lebih dari 5.000 sistem anti-armor Javelin
– Lebih dari 7.000 sistem anti-armor lain
– Ratusan Sistem Udara Tak Berawak Taktis (drone) Switchblade
– Lebih dari 50 juta amunisi
– 45.000 set pelindung tubuh dan helm
– Sistem roket berpemandu laser
– Sistem Udara Tanpa Awak Puma
– Peralatan penglihatan malam, sistem citra termal, dan optik
– Layanan citra satelit komersial
(pwn/bac)
[Gambas:Video CNN]