NOA | Banda Aceh – Kemerdekaan yang diartikan sebagai kebebasan, kedaulatan hingga kemandirian suatu bangsa memiliki makna mendalam bagi seluruh rakyat Indonesia. Khususnya bagi kalangan pedagang terbebasnya dari praktek rentenir merupakan suatu kedaulatan dalam berusaha dan jalan menuju kemandirian ekonominya.
Ketua Masyarakat Ekonomi Syari’ah Aceh (MES) Aceah, Aminullah Usman dinilai sebagai sosok yang sukses memerdekakan para pedagang Banda Aceh dari jeratan rentenir saat diamanahkan memimpin Banda Aceh selama 5 (lima) tahun. Hal ini dapat dilihat langsung dari jumlah masyarakat Banda Aceh yang menggunakan rentenir atau tengkulak untuk mendapatkan pinjaman turun drastis. Dari yang semula 80 persen pada tahun 2018 menjadi 14 persen di tahun 2019, serta tersisa hanya 2 persen pada 2020. Turunnya ketergantungan masyarakat terhadap jasa tengkulak turut berdampak terhadap angka kemiskinan yang menurun sebesar 0,32 persen.
Diketahui angka kemiskinan Banda Aceh tahun 2019 sebesar 7,22 persen, jumlah ini berkurang menjadi 6,90 persen pada 2020. Sehingga Banda Aceh menjadi satu-satunya daerah yang masuk ke dalam zona hijau kemiskinan di Provinsi Aceh menurut data BPS.
Adapun salah satu upaya yang dilakukan Aminullah untuk memerdekakan pedagang dari rentenir yaitu melalui Lembaga Keuangan Mikro Syariah (LKMS) dan Mahirah Muamalah Syariah (MMS). Hadirnya MMS disebut efektif untuk mendorong pertumbuhan usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) di Banda Aceh, tak tanggung-tanggung jumlah UMKM naik drastis dari 8.900 unit pada 2016 menjadi 16.970 usaha per Desember 2021, kenaikannya setara dengan 91 persen.
Hal yang lebih memukau, 5 tahun menjabat orang nomor satu di Ibukota Provinsi itu, Aminullah berhasil memerangi rentenir hingga 99,99% hingga pertumbuhan ekonomi Banda Aceh terkoreksi dari minus 3% pada tahun 2020 menjadi naik positif 5,53% pada tahun 2021. Bahkan sejalan dengan itu pula pertumbuhan UMKM pada Juli 2022 meningkat sangat pesat hingga mencapai 17.300 atau setara dengan 94%.
Tekad Aminullah Usman menabuh genderang perang dengan rentenir sudah didengungkan usai dilantik sebagai wali kota, hal itu dengan mendirikan Lembaga Keuangan Mikro Syariah (LKMS), Mahirah Muamalah Syariah (MMS). Ikhtiar sosok yang akrab disapa Bang Carlos itu termaktub dan disusun dalam sebuah buku disusun dalam sebuah buku berjudul “Ala Aminullah Perangi Rentenir”.
Selain itu, Kerja keras Wali Kota Banda Aceh dalam memerangi praktek rentenir terbilang sukses. Buktinya sejumlah penghargaan diterima, diantaranya Indonesia Visionary Leader (IVL) Session 7 dari Media Nusantara Citra (MNC) Portal Indonesia, LKBN Antara, dan yang teranyar penghargaan tokoh ekonomi syariah Aceh dari Harian Waspada serta kerap diundang pada acara talkshow pada salah satu stasiun tv nasional, hingga menerbitkan buku ‘Ala Aminullah Perangi Rentenir’ sebagai solusi pembelajaran bagi masyarakat.
“Alhamdulillah berkat dukungan ulama dan seluruh masyarakat Aceh, jihad kita bersama dalam memerangi rentenir di Banda Aceh berhasil terwujud, dan mari kita terus konsisten dalam memerdekakan rakyat kita, para pedagang juga pelaku UMKM dari jeratan rentenir, karena praktek rentenir atau riba ini merupakan sesuatu yang jelas-jelas diharamkan dan dilarang oleh Allah SWT,”ungkap Aminullah kepada media ini, Rabu 10 Agustus 2022.
Hal yang begitu menakjubkan, ternyata semangat memerdekakan masyarakat khususnya pedagang dari praktek riba tersebut bukan hanya dilakukan ketika menjabat Walikota. Terbukti, pasca tak lagi menjabatpun Aminullah sering turun langsung memonitoring ke pasar-pasar, salah satunya Aminullah turun langsung Pasar Al Mahirah dalam rangka memantau pergerakan rentenir di pasar pada Sabtu, 9 Juli 2022 silam.
“Dengan semangat momentum kemerdekaan RI ini, mari kita terus bahu-membahu untuk memerdekakan pedagang, pelaku umkm dan rakyat semuanya dari praktek rentenir yang juga merupakan bentuk penjajahan bagi masyarakat secara ekonomi. Sehingga keberkahan hadir dalam hidup dan ekonomi masyarakat terus meningkat. Kita berharap ke depannya, semoga saja upaya dan semangat memerangi rentenir ini dapat terwujud di seluruh Aceh demi membebaskan Aceh dari jeratan kemiskinan,” ujar Aminullah. []