NOA | Banda Aceh – Ketua DPD PAN Banda Aceh H Aminullah Usman SE Ak MM mengatakan pasar Al Mahirah yang terletak di Lamdingin, Kuta Alam, saat ini tumbuh pesat menjadi pusat ekonomi baru di Banda Aceh.
“Pasar Al Mahirah tumbuh pesat jadi pusat ekonomi baru Banda Aceh. Pesatnya pembangunan di sekitar pasar, hadirnya UMKM Center, dan hidupnya para penjual kecil di sekitar itu merupakan pertandanya,” kata Aminullah, Selasa (9/8/2022), saat mengunjungi pasar Al Mahirah.
Sebagai mana kita ketahui, Pasar Al-Mahirah yang diresmikan pada tanggal 7 Juli 2020 lalu, kini menjelma menjadi sentra perekonomian baru di Banda Aceh. Aminullah mengatakan, kehadiran Pasar Al-Mahirah saat ini menjadi tumpuan perekonomian, khususnya bagi masyarakat pesisir yang bermukim di kecamatan Syiah Kuala dan Kuta Alam.
“Jelang 2 tahun sejak diresmikan, banyak harapan yang digantungkan pada keberadaan pasar terpadu ini. Pasar Al-Mahirah diproyeksikan mampu menjadi pemantik pertumbuhan ekonomi, terutama paska pandemi covid-19 yang berdampak cukup signifikan pada perekonomian masyarakat,” ujarnya.
Selama menjabat sebagai Wali Kota (2017-2022) Aminullah Usman yang juga seorang ekonom itu berhasil membuat pertumbuhan ekonomi Banda Aceh menjadi 5,53 persen dengan tingkat inflasi di bawah 3 persen.
Ia melanjutkan, pasar Al-Mahirah terdiri dari enam bangunan dengan total luas 5,594 meter persegi dan di atas tanah seluas 2,6 Ha. Bangunan ini terdiri dari Pasar ikan, pasar daging, pasar sayuran dan bumbu, serta beragam fasilitas pendukung seperti mushalla, area parkir, kios, dan lain sebagainya.
“Pasar ini dihuni oleh para pedagang yang direlokasi dari pasar Peunayong yang saat ini tengah dipugar sebagai sentra kuliner. Pemugaran pasar peunayong sendiri merupakan salah satu upaya untuk menata area bersejarah tersebut sebagai pusat wisata kuliner di Kota Banda Aceh sehingga membuat rupa area Peunayong menjadi lebih modern serta jauh dari kesan kumuh,” jelas Ketum MES Aceh itu.
Pedagang yang dipindah dari pasar Peunayong dulunya dari 900 pedagang kini pun sudah lebih dari 1.500 pedagang menghuni pasar di Lamdingin tersebut. Peunayong menurutnya sudah sangat layak di pindah mengingat areanya sudah semrawut, kumuh dan macet yang membuat tatanan kota terganggu.
Keberadaan pasar Al-Mahirah bukan saja menjadi berkah bagi para pedagang di area pasar. Keberadaan sentra perekonomian baru ini diharapkan menjadi pusat aktivitas ekonomi bagi masyarakat setempat, lanjut Aminullah.
“Pasar ini juga diharapkan mampu membuka akses yang lebih luas bagi aneka produk pertanian, peternakan, perikanan, serta beragam produk UMKM yang diproduksi warga Kota Banda Aceh.”
“Selain itu, keberadaan pasar ini turut memicu multiplier effect. Salah satu dampak pembangunan pasar ini adalah meningkatnya nilai tanah dan bangunan di sekitar kawasan pasar yang sebelumnya hanya lahan tidur atau sekedar dimanfaatkan sebagai kawasan budidaya perikanan,” imbuhnya.
Aminullah juga optimistis pasar Al-Mahirah mampu menjadi magnet bagi beragam jenis usaha disekitar area pasar seperti warung makan, kios, serta kedai kopi. Bahkan, tak sedikit bangunan pertokoan yang kini mulai berdiri di kawasan pesisir ini.
Ia menilai, pertumbuhan ekonomi yang terjadi disekitar pasar Al-Mahirah tentunya menjadikan kawasan ini sebagai tujuan investasi yang menjanjikan di Kota Banda Aceh.
“Dampak ekonomi dari kehadiran Pasar Al-Mahirah tentunya menjadi berkah bagi masyarakat Kota Banda Aceh. Kita semua berharap, Pasar Al-Mahirah dapat menjadi pusat perekonomian baru sehingga cita-cita Banda Aceh Gemilang dapat terwujud seiring dengan pertumbuhan perekonomian masyarakat. Dan pada akhirnya, semua itu akan bermuara pada peningkatan kesejahteraan dan kualitas hidup warga Kota Banda Aceh di masa yang akan datang,” harapnya.