NOA | Banda Aceh – Komunitas Aneuk Muda Unggul dan Hebat (AMANAH) menggandeng ARC-PUIPT Nilam Aceh Universitas Syiah Kuala (USK) dalam memberdayakan generasi milenial Aceh untuk mengembangkan ekonomi kreatif berbasis minyak nilam Aceh. Debut perdana AMANAH dilakukan melalui pelatihan 4 produk turunan nilam yaitu parfum, body butter, fomade dan sabun body wash.
Pembukaan pelatihan dilakukan di Balai Senat Universitas Syiah Kuala, Rabu (21/09/2022), dan dihadiri langsung Rektor Universitas Syiah Kuala, Prof. Marwan, Ketua Dewan Analis Strategis (DAS) BIN Letjen (Pur). Dr. Muhammad Munir, Ketua Puslitbang BIN Dr. Armi Susandi, Ketua AMANAH Muhammad Tanwier, Ketua ARC-PUIPT Nilam Aceh Syaifullah Muhammad, Kabinda Aceh Andi Rudi dan sejumlah tamu undangan lainnya.
Ketua AMANAH, Muhammad Tanwier dalam laporannya menyampaikan bahwa nilam adalah salah satu dari 9 komoditas unggulan Aceh yang bernilai ekonomi tinggi, karena menjadi komoditas ekspor dan menjadi bahan baku berbagai produk industri di manca negara. Nilam Aceh diharapkan dapat menjadi penggerak ekonomi lokal melalui generasi milenial.
“Pelatihan produk turunan Nilam untuk milenials ini adalah upaya untuk memajukan industri Nilam Aceh. Nilam adalah komoditas unggulan Aceh yg sudah banyak dilupakan masyarakat, sampai kemudian melalui berbagai upaya yang dilakukan ARC-USK, nilam Aceh mulai bangkit kembali. Semoga pelatihan ini akan membantu nilam jaya kembali” ujar Tanwier yang juga merupakan Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan Aceh.
Dalam kesempatan yang sama, Kapuslitbang BIN Dr Armi Susandi menyampaikan rencana pengembangan sistem agroindustri untuk berbagai komoditas Aceh termasuk nilam melalui teknologi informasi. Teknologi informasi bisa digunakan untuk membantu masyarakat, baik pemanfaatan IT di hulu maupun di hilir rantai agroindustri. Perkiraan karakteristik iklim melalui teknologi informasi akan membantu petani melakukan proses budidaya secara lebih baik.
“Kami mengajak ahli-ahli dari USK terutama ahli fisika dan IT untuk bersama-sama mengembangkan sistem berbasis teknologi informasi sehingga dapat dimanfaatkan oleh masyarakat mulai budi daya hingga pemasaran produknya” Jelas Armi yang merupakan jebolan ITB ini.
Rektor Universitas Syiah Kuala, Prof. Marwan dalam sambutannya menyampaikan apresiasi kepada AMANAH, BIN, ARC juga kepada seluruh peserta yang telah melewati seleksi sehingga bisa mengikuti pelatihan. Rektor berharap peserta dapat berkembang menjadi start up bisnis berbasis minyak nilam yang maju sehingga memberi nilai tambah dan pergerakan ekonomi lokal Aceh. USK melalui ARC akan senantiasa mendampingi dan memberikan dukungan iptek dan inovasi serta jaringan baik lokal, nasional maupun internasional.
“Nilam Aceh memiliki sejarah panjang sejak awal 1900-an. Dengan berbagai upaya yang kita lakukan dalam 5 tahun terakhir, ekosistem baru nilam Aceh mulai terbentuk dan memberi kebaikan untuk semua stake holder nilam. USK saat ini terus mengembangkan inovasi dan menjalin kemitraan dengan berbagai pihak agar kejayaan nilam Aceh dapat kita raih kembali” jelas Marwan.
“Keunggulan USK dalam SDM, riset dan inovasi akan terus didedikasikan untuk kemajuan masyarakat. Inovasi hulu-hilir nilam yang memberi dampak posistif terhadap ekonomi masyarakat dapat direplika untuk membangun ekosistem komoditas unggulan lainnya seperti padi, jagung, pala, sere wangi dan lain-lain” tutup Marwan.
Ketua DAS BIN, Lenjen (Pur). Dr. Muhammad Munir yang khusus datang dari Jakarta untuk membuka acara pelatihan juga menyampaikan kegembiraannya. Menurutnya, BIN mendapat tugas langsung dari presiden untuk membantu ekonomi Aceh melalui generasi milenial yang unggul dan hebat. Permintaan kepala negara tersebut ditindak lanjuti dengan menghubungi Pemerintah Aceh dan pihak terkait termasuk perguruan tinggi Universitas Syiah Kuala. Pertemuan dengan Rektor USK sdh dilakukan sejak beberapa bulan yang lalu dan disepakati untuk melatih dan membina anak muda milenial Aceh dengan inovasi perbagai produk dari minyak nilam.
“Saya baru tau dan terkejut bahwa Nilam Aceh terbaik di dunia dan digunakan diberbagai negara sebagai bahan baku parfum dan produk lainnya. Sangat tepat jika nilam kita kembangkan di dalam negeri menjadi perbagai produk yang bernilai ekonomi untuk kesejahteraan masyarakat kita” jelas Munir yang juga merupakan Mantan Wakil Kasad TNI ini.
“Kita akan berupaya, agar semakin banyak anak muda milenial Aceh bisa dilatih hingga memiliki keterampilan mengembangkan produk dengan nilai ekonomi tinggi dari kekayaan alam kita sendiri. Yang belum lulus ikut pelatihan kali ini kita harapkan akan ada kesempatan lagi di masa yang akan datang” pungkas Munir.
Pelatihan produk turunan nilam akan berlangsung selama dua hari untuk 4 produk inovasi dan diikuti oleh 72 peserta. Peserta telah melewati seleksi oleh tim ARC USK melalui wawancara. Pelatihan dilaksanakan di Rumah Produksi ARC yang saat ini telah tesertifikasi BPOM dan sudah dapat menerima Maklon Produk dari pihak ke-3. Rumah produksi ARC dapat digunakan oleh UMKM Aceh untuk melakukan produksi sehingga akan jauh lebih mudah dalam perolehan izin BPOM. Diharapkan iklim usaha UMKM Aceh semakin kondusif dan memberikan dampak ekonomi terhadap masyarakat dan daerah. []