Jakarta – Aktivis hak asasi manusia (HAM) di Batam, Romo Chrisanctus Paschalis Saturnus, mengatakan tak sulit memberantas mafia yang melakukan penyelundupan pekerja migran Indonesia (PMI) dari Malaysia ke Indonesia.
“Kita biarkan dulu polisi bekerja. Mencari tahu sampai ada titik terang. Siapa sih, dalang di balik ini,” kata Chrisanctus, Jumat malam, 24 Januari 2024.
Sebelumnya ditemukan 16 pekerja migran non-prosedural ditelantakan di pulau kosong Tanjung Acang, Kelurahan Ngenang, Kota Batam, Provinsi Kepulauan Riau, pada Selasa, 21 Mei lalu. Romo Chrisanctus mengatakan, kasus penyelundupan pekerja migran secara non-prosedural kerap terjadi.
Dia menjelaskan, alasan belasan pekerja migran itu tak di antar sampai ke darat. Mereka justru dibuang di tengah laut. Lalu disuruh berenang ke darat. “Janjinya nanti ada orang jemput mereka. Tapi dari tengah malam sampai siang tak ada yang jemput mereka,” tutur dia, menceritakan belasan pekerja dipulangkan dari Malaysia secara ilegal itu.
Soal penyelundupan pekerja migran ini, Romo Chrisanctus mengatakan, aparat penegak hukum sebenarnya tahu siapa mafia di balik ini. Tinggal bagaimana aparat mau mengusutnya dan membukanya ke publik. “Kalau saya mereka mau (membongkarnya) enggak. Enggak perlu pakai strategi apa gitu, kita pakai hati nurani saja,” tutur dia. “Ini bukan kasus baru. Jangan ada dusta di antara kita, sudahlah.”
Dia yakin negara punya kemampuan membuka kasus penyelundupan pemulangan PMI secara gelap. Negara, kata dia, punya kecanggihan untuk mendeteksi masalah seperti ini. Perihal penanggulangannya, dia berujar, setelah ditangani TNI Angkatan Laut, selanjutnya diserahkan kepada Badan Perlindungan Pekerja Migran Indonesia (BP2MI). Sebab ini menyangkut pekerja migran.
Selanjutnya BP2MI memulangkannya ke daerah asal atau kampung halaman. Dari situ baru dicari tahu siapa mafia yang melakukan penyelundupan secara ilegal. Karena dalam kasus seperti ini, yang tertangkap hanya korban. Sementara mafianya tidak diketahui. “Sehingga perlu ada pengembangan, dan bisa terbuka siap dalang di belakang ini. Nanti tetap ditemukan (mafia),” tutur dia.
Dia menjelaskan, 16 PMI itu dibuang di tengah laut. Belasan orang itu akhirnya berenang dari jarak sekitar 150 meter ke pulau kosong itu. Pelepasan pekerja migran itu sekitar 01.00 WIB. “Mereka dari Malaysia. Dijanjikan diantar pulang sampai ke rumah. Terus dibuang di tengah laut, disuruh berenang ke pulau,” ujar dia.
Saat ditemukan warga di pulau tak berpenghuni itu, belasan Pekerja Migran Indonesia ini dalam keadaan basah kuyup. Akhirnya warga yang melintas itu kembali melaporkan keberadaan mereka kepada aparat penegak hukum. Menurut dia, para pekerja migran yang dibuang di laut bukan cerita baru. “Ya, memang fenomena itu biasa. (Dibuang) itu biar (mafianya) enggak ketahuan,” ucap aktivis kemanusiaan itu.
Editor: Amiruddin. MKSumber: https://Tempo.co