Aceh Pamerkan Rempah yang Sempat ‘Bumbui’ Dunia - NOA.co.id
   

Home / Advetorial

Rabu, 16 Maret 2022 - 13:55 WIB

Aceh Pamerkan Rempah yang Sempat ‘Bumbui’ Dunia

REDAKSI

NOA | BANDA ACEH – 24 komoditas rempah asal Aceh dan jalur perdagangannya dipamerkan di museum Aceh pada Rabu, 16 Maret 2022. Selain rempah, ada juga mata uang kuno dari 30 negara hingga guci yang turut dipamerkan.

Seluruh rempah yang dipamerkan itu menjadi komoditas perdagangan Aceh pada abad ke-16 dan pernah mengalami era kejayaan sehingga membuatnya tercatat dalam peta perdagangan global.

Adapun rempah yang dipamerkan itu mulai bahan bumbu dapur seperti lada hitam, pala, lada putih, cengkeh, manjakani, ketumbar, kemiri, kayu manis hingga beras.

Kemudian ada kopi, jintan, manjakani, biji adas, teh, kayu cendana, pinang, kemenyan, kapur barus, kayu gaharu, rotan, tawas, belerang, tembakau, minyak pala, minyak kayu cendana, kapulaga, cuka ie juk, minyak plik u, minyak cengkeh, minyak nilam dan kapulaga.

Baca Juga :  Aceh Tourism Roadshow di Yogyakarta kenalkan Produk Lokal Hingga Destinasi Wisata

Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Aceh, Jamaluddin mengatakan, pada abad ke-16, Aceh sempat menjadi titik jalur rempah Nusantara yang kerap disinggahi berbagai kapal dari tiap penjuru mata angin.

Sehingga berbagai negara dari eropa berlomba-lomba untuk ke Aceh karena sumber rempahnya yang melimpah. Dari catatan sejarah emas kejayaan rempah Aceh itu, Disbudpar dan UPTD Museum Aceh menggelar thematic exhibition (pameran tematik) yang bertema ‘Aroma Rempah Jejak Sejarah Aceh’.

Baca Juga :  Pesantren Kilat Aceh Ramfest Kenalkan Budaya Hingga Wisata Islami

Pameran rempah itu untuk mengingatkan kepada generasi millennial bahwa Aceh pernah berjaya dengan hasil alamnya seperti rempah yang sudah diakui oleh bangsa Portugis, Mesir kuno, Yunani, Romawi, China, Arab dan bangsa lainnya.

“Aceh penghasil rempah dengan posisi yang sangat pas dengan jalur perdagangan. Rempah kita yang diambil oleh negara luar, aromanya masih tercium sampai sekarang. Artinya kita tidak lupa dengan sejarah karena kita besar dengan nilai sejarah,” kata Jamaluddin saat membuka acara pameran, di Museum Aceh.

Pameran ini, kata Jamaluddin, untuk mengetahui dan meningkatakan literasi terkait khazanah komoditas rempah asal Aceh yang pernah ‘membumbui’ dunia dengan citarasa dan kualitas terbaiknya.

Baca Juga :  Sekda Aceh Semangati Dinas PPPA: Semakim Banyak Tantangan, Semakin Banyak Hal Yang Kita Pahami

“Kegiatan ini harus sering-sering kita buat agar mengingatkan bahwa kita pernah berjaya melalui rempah, agar ini juga diketahui oleh anak cucu kita,” katanya.

Pembukaan pameran itu turut dihadiri Kepala Museum Yogyakarta, Palembang, Pekanbaru, Sumatera Utara, Sumatera Selatan, Jawa Tengah, Prodi Sejarah Islam UIN Ar-Raniry, Kabid Pemasaran Disbudpar Aceh dan Kabid Seni dan Bahasa Disbudpar Aceh.

Jamaluddin mengingatkan, para pengunjung yang hadir ke Museum Aceh untuk tetap menerapkan protokol kesehatan untuk menjaga agar sektor pariwisata tetap eksis dengan disiplin menerapkan Cleanliness, Health, Safety, Environment Sustainability (CHSE). (Adv/ Disbudpar Aceh)

Share :

Baca Juga

Advetorial

Kadisbudpar Aceh: Turis Asing Meningkat pada Agustus, Capai 3.042 Orang

Advetorial

Nova Iriansyah Resmikan Jalan Balu – Lapeng Pulo Aceh

Advetorial

300 Juta Dosis Vaksin COVID-19 Telah Disuntikkan Kepada Masyarakat

Advetorial

Syahdu, Gerimis Iringi Malam Terakhir Pekan Tari Gunongan

Advetorial

Diskop UKM Aceh Bina Puluhan Pelaku Usaha Pengolahan Makanan

Advetorial

Menjajal Wisata Krueng dan Arung Jeram di Pidie Jaya

Advetorial

Triwulan 1 Vaksin Booster Fokus Gunakan AstraZeneca

Aceh Besar

Pemkab Aceh Besar Serahkan 16 Bus untuk Badan Usaha Milik Gampong

You cannot copy content of this page

error: Content is protected !!