NOA | Meulaboh – Kabupaten Aceh Barat mencatatkan realisasi investasi pada kuartal ke-4 sebesar Rp. 93,9 M. Angka tersebut naik dari capaian tahun sebelumnya sebesar Rp. 667 juta. Adapun sektor usaha yang menjadi penyumbang terbesar capaian realisasi investasi tahun 2021 ini adalah sektor pertambangan sebesar Rp43,1M atau sebesar 45,9%. Sektor berikutnya juga memberi sumbangan besar terhadap total realisasi adalah sektor perkebunan, yakni sebesar 24,1M atau setara dengan 25% dari total realisasi. Berikutnya adalah sektor perdagangan. Sektor ini menyumbangkan Rp11,56M atau sebesar 12,2%. Berturut-turut setelah pada urutan empat dan lima dalam perolehan realisasi adalah sektor lain-lain (pariwisata, telekomunikasi dan transportasi) dan sektor kontruksi. Keduanya menyumbangkan capaian masing-masing sebesar Rp 7,6M (8,1%) dan Rp5,05 M (5,3%). Sedangkan posisi paling ujung diwakili oleh sektor energi. Sektor ini tercatat menyumbangkan capaian realisasi investasi sebesar Rp 2,4 M atau sebesar 2,5% dari total raihan realisasi investasi.
Hal ini disampaikan oleh Kadis Penanaman Modal Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP) Kabupaten Aceh Barat Edy Juanda, MS.i saat berkunjung ke Diskominsa Aceh Barat, Jumat, 18-02-2022
Menurut nya berdasarkan data yang diperoleh bisa diketahui bahwa tren investasi pada tahun 2021 masih didominasi oleh sektor pertambangan. Ini dapat dipahami karena aktifitas tambang selalu melibatkan pengerahan sumber daya ekonomi dalam skala besar. Perlu dicatat bahwa hampir 90% dari capaian realisasi investasi pada sektor pertambangan di atas disumbangkan oleh 1 perusahaan, yakni PT. Mifa Bersaudara. Padahal dalam wilayah Kabupaten Aceh Barat sendiri tercatat terdapat 7 perusahaan tambang pemegang IUP Batubara. Namun 6 diantaranya belum melaksanakan aktifitas penambangan. Artinya terdapat potensi pencapaian realisasi investasi yang lebih besar pada tahun 2022 jika ke-5 perusahaan pemegang IUP lainnya mulai melakukan aktifitas pertambangan.
Lebih menarik kata Edy, yang patut dicermati dari data capaian berdasarkan sektor di atas adalah tergesernya sektor kontruksi sebagai sektor primadona, ini bukan berarti bahwa aktifitas kontruksi dalam wilayah Aceh Barat melambat pergerakannya, namun yang terjadi adalah pergerakan dari sektor usaha lain-lain, seperti pariwisata (hotel, café, dan restoran), transportasi (termasuk penyewaan kendaraan dan alat berat) mengalami akselerasi dalam hal aktifitas usaha yang salah satunya dipicu oleh aktifitas di sektor pertambangan.
Selain itu harus disadari juga bahwa keberadaan perguruan tinggi negeri di Meulaboh, juga berdampak pada tumbuhnya sektor pariwisata berupa café-café modern. Café-café ini menyasar konsumen dari kalangan anak muda khususnya para mahasiswa. Jika menggunakan asumsi citeris paribus maka sektor pariwisata khususnya café dan restoran akan semakin besar jumlahnya mengingat kemungkinan bertambahnya jumlah mahasiswa baru yang terdaftar di perguruan tinggi negeri dan swasta di Meulaboh seiring dengan pengembangan organisasi di berbagai perguruan tinggi dimaksud tutur Kadis DPMPTSP ini
Kemudian disi lain sektor perdagangan menjadi tumpuan harapan bagi sektor non-industri, dapat dilihat bersama bahwa dalam kurun dua tahun terakhir ada tren pertumbuhan usaha-usaha perdagangan retail, baik yang dimotori oleh pengusaha lokal maupun perusahaan yang merupakan franchise dari merk tertentu. Hal ini juga menjadi tantangan bagi pengusaha lokal, masyarakat, dan pemerintah daerah, karena pertumbuhan usaha penjualan retail berbentuk swalayan ini menunjukkan terjadinya pergeseran tren selera konsumen dari pasar tradisional ke swalayan atau pasar modern, namun secara umum sektor perdagangan baik retail maupun grosir menjadi dalam beberapa periode ke depan dapat menjadi andalan pencapaian realisasi investasi bahkan dapat melampaui sektor besar seperti industri pertambangan ungkap nya
Lebih lanjut, perhitungan capaian realisasi investasi ini didasarkan pada angka realisasi investasi masing-masing perusahaan yang dilaporkan secara berkala pada tiap kuartal melalui website LKPM Online. Sehingga data yang disajikan memang betul-betul mewakili perkembangan atau realisasi investasi yang dilakukan para pelaku usaha
Katanya lagi, jumlah dokumen LKPM yang terkumpul selama tahun 2021 adalah sejumlah 151 Laporan.
Ia menambahkan, Pelaporan berbasis elektronik ini sejalan dengan layanan perizinan elektronik yang juga tengah digalakkan, kombinasi kedua menu berbasis elektronik ini diharapkan dapat membantu percepatan dan kemudahan investasi yang pada akhirnya akan mendorong kenaikan pencapaian realisasi investasi pada periode 2022.
untuk itu ia berharap kepada seluruh pelaku usaha dalam wilayah kabupaten Aceh Barat untuk berperan aktif dalam melaporkan perkembangan investasi masing-masing, ungkapnya. (R)