Aceh Barat – Kepala Badan Perencanaan dan Pembangunan Daerah (Bappeda) Aceh Barat, Wistha Nowar, mengatakan daerah setempat menjadi salah satu wilayah di Indonesia yang mendapatkan pendampingan dalam program pengembangan inovasi penanggulangan kemiskinan oleh Pusat Telaah dan Informasi Regional.
Wistha mengatakan angka kemiskinan di Aceh Barat menunjukkan penurunan. Dari angka 35,5 persen pada tahun 2005 menjadi 17,86 persen di tahun 2023.
“Bahwa penurunan selama 18 tahun tersebut lebih tinggi dibandingkan penurunan kemiskinan nasional yang hanya mencapai 6,64 persen dalam periode yang sama,” kata Wistha dalam keterangan tertulisnya, Rabu, 3 Juli 2024.
Wistha menjelaskan penyebaran masyarakat miskin berdasarkan wilayah, jenis pekerjaan dan tingkat pendidikan di Aceh Barat. Data ini menjadi dasar bagi pengambilan kebijakan penanggulangan kemiskinan di daerah tersebut, ujarnya
Untuk menanggulangi kemiskinan, kata dia, Aceh Barat mengimplementasikan lima strategi utama. Meliputi penguatan tim koordinasi penanggulangan kemiskinan (TKPK).
Kemudian, optimalisasi Corporate Social Responsibility (CSR) atau Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan Perusahaan (TJSLP) untuk masyarakat miskin. Penggunaan dana desa untuk penurunan kemiskinan ekstrem.
Lalu penggunaan Data Terpadu Kesejahteraan Sosial (DTKS) dan Pensasaran Penerima Manfaat Penanggulangan Kemiskinan Ekstrem (P3KE) sebagai basis penentuan penerima manfaat dan Kemitraan dengan perguruan tinggi dalam penanggulangan kemiskinan.
”Pemerintah daerah telah mengoptimalkan kemitraan dengan perusahaan melalui dana CSR/TJSLP. Hal ini terbukti dengan meningkatnya alokasi anggaran CSR untuk kemiskinan yang berkolerasi positif dengan penurunan angka kemiskinan,” ujarnya.
Pada masa yang akan datang, dia mengatakan pemerintah setempat akan semakin mendorong peran perusahaan dalam pencapaian berbagai target pembangunan, termasuk penanggulangan kemiskinan dengan berbagai upaya yang lebih konkret dan efektif.
Penulis: Afrizal
Editor: Redaksi