Menlu RI : ASEAN harus memastikan Indo-Pasifik tetap menjadi kawasan yang damai, terbuka, dan inklusif   - NOA.co.id
   

Home / Internasional / News / Pemerintah

Rabu, 24 April 2024 - 21:09 WIB

Menlu RI : ASEAN harus memastikan Indo-Pasifik tetap menjadi kawasan yang damai, terbuka, dan inklusif  

REDAKSI

Foto : Menteri Luar Negeri Retno Marsudi diundang menjadi salah satu pembicara kunci pada ASEAN Future Forum di Hanoi,Vietnam(24/4/2024). Farid Ismullah/Noa.co.id/HO-Kemlu RI

Foto : Menteri Luar Negeri Retno Marsudi diundang menjadi salah satu pembicara kunci pada ASEAN Future Forum di Hanoi,Vietnam(24/4/2024). Farid Ismullah/Noa.co.id/HO-Kemlu RI

Jakarta – Menteri Luar Negeri Retno Marsudi diundang menjadi salah satu pembicara kunci pada ASEAN Future Forum di Hanoi, Vietnam. ASEAN Future Forum diselenggarakan oleh Vietnam sebagai platform pertukaran pandangan dan ide mengenai masa depan ASEAN dalam bentuk track 1.5 dengan melibatkan wakil dari pemerintah, para pakar, akademisi, praktisi dan pengusaha.

Dalam pertemuan tersebut, Menlu Retno diundang sebagai Lead Speaker di sesi kedua dengan tema “Ensuring Comprehensive Security For a People-centered ASEAN Community.”

“Saya sampaikan bahwa bagi ASEAN, isu keamanan adalah bagian penting dari cerita mengenai ASEAN serta mencakup banyak dimensi, tidak hanya aspek militer dan politik, tetapi juga sosial, ekonomi dan lingkungan yang sama-sama penting dengan isu keamanan, hal ini harus ditangani secara komprehensif,” Kata Menlu Retno dalam keterangan tertulis yang diterima Noa.co.id pada Rabu, 24 April 2024.

Forum tersebut mengangkat tema “Toward Fast and Sustainable Growth of a People-centered Community.” Dua kepala pemerintahan hadir dalam acara pembukaan, yaitu Perdana Menteri Vietnam dan Perdana Menteri Laos, sebagai Ketua ASEAN. Sementara itu, Perdana Menteri Malaysia sebagai ketua selanjutnya dari ASEAN dan Sekjen PBB menyampaikan sambutan melalui pesan video.

Baca Juga :  Pj Bupati Aceh Barat Tutup Kegiatan Kemah Kebangsaan

Lanskap keamanan kawasan dan global

Sekarang ini berubah dengan cepat, mulai dari rivalitas kekuatan besar, perang yang terus berlanjut di Ukraina dan Gaza, konflik di Myanmar, serta tantangan perubahan iklim, ketahanan pangan dan energi, dan meningkatnya kejahatan lintas batas.

Menlu Retno juga menyampaikan beberapa poin mengenai bagaimana ASEAN dapat terus tumbuh di tengah situasi yang terus berubah.

“Pertama, ASEAN harus terus memerankan kepemimpinannya dalam pengembangan arsitektur dan kerja sama di Indo-Pasifik. Saya menekankan mengenai pentingnya ASEAN yang kuat dan bersatu,” Pungkas Menlu Retno.

“ASEAN yang relevan, ASEAN yang matters dan berperan sentral di kawasan. ASEAN yang dapat merespons berbagai tantangan di kawasan dengan sigap,”Sambungnya

Baca Juga :  Gubernur Nova Apresiasi Respon Cepat AirAsia Kembali ke Aceh

ASEAN juga, Lanjut Menlu Retno, harus memastikan Indo-Pasifik tetap menjadi kawasan yang damai, terbuka, dan inklusif, yang mengedepankan dialog dan kolaborasi konkret dengan pendekatan win-win dan bukan pendekatan zero sum, serta penghormatan dan implementasi hukum internasional dilakukan secara konsisten.

“Implementasi ASEAN Outlook on the Indo Pacific dalam seluruh mekanisme ASEAN menjadi sangat penting, Sebagaimana terefleksi pada keketuaan Indonesia tahun lalu.

Ketahanan Sosial-Ekonomi ASEAN

“Kedua, adalah bahwa ASEAN harus memiliki pendekatan komprehensif untuk isu keamanan. Isu ketahanan pangan, energi, dan keuangan diproyeksikan akan menjadi tantangan ekonomi utama yang dihadapi ASEAN di masa depan,” Ujar Menlu Retno.

“Kita telah saksikan bersama bagaimana konflik di Ukraina, perubahan iklim, dan pandemi Covid-19 telah memperparah tantangan sosial ekonomi tahun lalu. Dan tahun ini, situasi di Gaza dan Palestina secara umum menciptakan lebih parah ketidakadilan dan ketidakpastian,”Pungkasnya

Baca Juga :  Pertemuan ke-2 Konsultasi Bilateral Indonesia - Kazakhstan

“Itulah mengapa keketuaan Indonesia tahun lalu di ASEAN, Indonesia mendorong penguatan kerja sama di sektor ketahanan pangan, energi dan keuangan karena Indonesia ingin memperkokoh ketahanan sosial-ekonomi ASEAN,” ungkap Menlu Retno.

Menlu Retno juga menyampaikan bahwa ASEAN harus dapat mengatasi risiko keamanan yang timbul dari digitalisasi dan perkembangan teknologi terkini seperti Kecerdasan Buatan (AI) dengan mendorong dan turut menentukan tata kelola digital global dan menjembatani digital divide serta memperkuat literasi digital.

Transformasi digital harus menjadi ‘force enabler for the global common good’ atau kekuatan yang memungkinkan kita meraih kebaikan global secara bersama.

Di akhir pidato, Menlu Retno menekankan pentingnya kerja sama kolektif untuk mengatasi keamanan kawasan dan global karena kita tidak akan dapat mengatasi tantangan sendirian.

“Saya juga menekankan pentingnya proses inklusif dalam pengembangan Visi Komunitas ASEAN 2045 dengan memperhatikan suara dan kepentingan masyarakat ASEAN,”Tutup Menlu Retno

 

Editor: Amiruddin. MK

Share :

Baca Juga

News

Pasca Penganiayaan Oknum Sat Pol PP-WH, Keluarga Korban Minta Ketua DPRK Kota Banda Aceh Turun Tangan

News

Malaysia: Gaji Minimum ART Indonesia Rp4 Juta, Tak Bisa Rp5 Juta

News

Simplifikasi Cukai Rokok Dinilai Memuat Kepentingan Asing

News

Pemerintah Aceh Terima 20 Ton Bantuan Oksigen Cair Dari Kadin Indonesia

News

Pacu UMKM Giat Ekspor, Kemendag Gandeng LPEI dan Asuransi Asei

News

Kim Jong-un Perintahkan Hancurkan Hotel Milik Korsel di Korut

News

Sekda Lepas Keberangkatan Peserta PPRA Lemhanas

News

SBR011 Laris Manis, Investasi Aman karena 100% Dijamin Negara