Menjelang 25 Tahun Kabupaten Aceh Singkil, Reptil Buaya masih menghantui warga   - NOA.co.id
   

Home / Opini

Rabu, 13 Maret 2024 - 02:50 WIB

Menjelang 25 Tahun Kabupaten Aceh Singkil, Reptil Buaya masih menghantui warga  

REDAKSI

Foto : Buaya muara (Ist)

Foto : Buaya muara (Ist)

Banda Aceh – Kabupaten Aceh Singkil yang berada di ujung Barat Daya Provinsi Aceh, Indonesia, merupakan pemekaran dari Kabupaten Aceh Selatan yang diresmikan pada tanggal 27 April 1999 oleh Gubernur Provinsi Aceh Prof. Dr. H. Syamsudin Mahmud, M.Si.

Pada tanggal 27 April 2024 Kabupaten tersebut berumur 25 tahun, namun di bulan suci ramadhan ini, dikabarkan ada seorang warga yang profesi sebagai nelayan meninggal disebabkan oleh Reptil Buaya.

Baca Juga :  Harapan Wali Nanggroe Makbul

Dari data yang dihimpun, konflik antara buaya dengan nelayan/Warga Aceh Singkil telah terjadi beberapa tahun terakhir, bahkan melebihi 12 korban.

Semakin mengganasnya buaya, tentu masyarakat menjadi ketakutan ketika mencari nafkah di sungai maupun di laut, untuk memenuhi kebutuhan keluarganya sehari-hari.

Kini buaya yang menjadi penghuni perairan tersebut sewaktu-waktu siap menerkam dan merenggut nyawa mereka.

Baca Juga :  Dua Gerbang Keluar Masuk Aceh

Termaksud Kawasan muara Sungai Singkil merupakan habitat utama buaya muara di pesisir selatan Ekosistem Leuser.

Diperkirakan satwa liar yang juga dilindungi tersebut telah mendiami daerah rawa itu sejak 2006.

Populasi buaya ini mulai meningkat akibat maraknya perburuan biawak yang dibawa ke Pulau Nias, Sumatra Utara. Sebab biawak adalah reptil pemakan telur-telur buaya yang dapat mengurangi perkembangan predator air tersebut.

Baca Juga :  Pastikan Kita Punya Urgensi Dan Alasan Yang Kuat Untuk Mengubah Sistem Pemilu

Beberapa peneliti yakin serangan terhadap manusia dan Reptil buaya lebih berisiko terjadi jika kawasan mangrove dihancurkan atau wilayah penangkapan ikan sudah dieksploitasi habis-habisan.

Melindungi habitat dan Reptil buaya spesies mangsanya dapat mengamankan masa depan buaya muara sekaligus mengurangi risiko serangan.

Serta naiknya jumlah penampakan dan serangan menunjukkan bahwa, warga harus mencari cara untuk hidup berdampingan dengan reptil ini. (**)

Share :

Baca Juga

Opini

Guru Lem Pox

Daerah

Semestinya Aceh Singkil Bersyukur

Opini

Memahami Qanun Lembaga Keuangan Syariah

Opini

Bagaimana Cara Memperoleh Ilmu Pengetahuan?

Opini

Sang Kandidat

Opini

Kaum Muda: Generasi Rentan di Tengah Dinamika Zaman

Opini

Calon Walikota Harus Mempunyai Tujuan yang Jelas Serta Konsisten

Opini

Disiplin Sekolah, untuk Apa? Opini Seorang Mantan Siswa