Banda Aceh – Sebagai bagian dari rangkaian kegiatan Pekan Kebudayaan Aceh (PKA) ke-8, Anjungan Kota Subulussalam menggelar kenduri adat yang disebut mangan mekhadat di Taman Ratu Safiatuddin, Senin (6/11/2023).
Kenduri adat ini merupakan tradisi yang dilakukan oleh masyarakat Subulussalam saat mengadakan pesta adat, seperti pernikahan, sunatan, atau syukuran.
Dalam kenduri ini, para tamu kehormatan disuguhkan hidangan khas yang disajikan dalam talam hias berwarna kuning, putih, hijau, dan merah.
Kepala Bidang Kebudayaan Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Kota Subulussalam, Kamsih, menyebutkan, warna-warna talam tersebut memiliki makna simbolis.
“Warna kuning untuk Tuan Khaja, yaitu Kepala Disdikbud. Putih untuk ulama atau penasehat, yaitu Mukim Longkib. Warna hijau untuk penasehat lainnya, yaitu Ketua DPRK dan warna merah untuk panglima, yaitu Kabid Kebudayaan,” jelasnya.
Kamsih menambahkan, kenduri adat ini juga bertujuan untuk memperkenalkan budaya Subulussalam kepada masyarakat luas, khususnya yang hadir di PKA ke-8.
“Kami ingin menunjukkan bahwa Subulussalam memiliki kekayaan budaya yang unik dan beragam. Kami juga ingin menjalin silaturahmi dengan daerah-daerah lain yang ikut serta dalam PKA,” ujarnya.
Tahun ini, PKA diikuti oleh 23 kabupaten/kota se-Aceh, serta beberapa daerah luar Aceh, seperti Sumatera Utara, Riau, Jambi, dan Lampung, berlangsung selama sembilan hari, mulai dari 4 hingga 12 November 2023.