Sigli – Stasiun Geofisika Aceh Besar mencatat sepanjang tahun 2022 berbagai kejadian gempabumi mengguncang wilayah Aceh.
Instansi yang mempunyai tugas fungsi melaksanakan monitoring gempabumi di Aceh ini mencatat setidaknya 1.138 kejadian gempabumi di tahun 2022 di wilayah Aceh, dengan berbagai kekuatan (Magnitudo) dan kedalaman.
“Gempabumi yang terjadi di Aceh didominasi gempabumi berkekuatan Magnitudo kurang dari 5 (M<5), dimana terdapat 783 gempabumi berkekuatan Magnitudo kurang dari 3 (M<3) dan 345 gempabumi dengan kekuatan Magnitudo 3 sampai dengan Magnitudo kurang dari 5 ( 3≤M<5),” kata Kepala BMKG Stasiun Geofisika Aceh Besar, Andi Azhar Rusdin, S.Si.,M.Sc., Minggu (01/01/2023).
“Gempabumi dengan kekuatan Magnitudo lebih besar sama dengan 5 (M≥5) tercatat sebanyak 10 kejadian, dimana Magnitudo terbesar yaitu M 6.4 yang terjadi di Laut sebelah Barat Aceh pada tanggal 24 September 2022 lalu,” lanjutnya.
Berdasarkan kedalaman, katanya, gempabumi yang terjadi di Aceh didominasi dengan gempabumi dangkal dengan kedalaman kurang dari 60 kilometer (D < 60 km) sebanyak 1.038 kejadian.
“Kejadian gempabumi dengan kedalaman menengah dengan kedalaman 60 hingga kurang dari 300 kilometer (60 km ≤ D < 300 km) sebanyak 100 dan tidak ada kejadian gempabumi yang terjadi pada kedalaman dalam dengan kedalaman lebih sama dengan 300 kilometer (D ≥ 300 km),” terang Andi Azhar.
Berdasarkan laporan instansi terkait serta masyarakat, sebutnya, ada 44 gempabumi dirasakan sepanjang tahun 2022, dimana skala dampak dirasakan terbesar mencapai IV MMI (Pada siang hari dirasakan oleh orang banyak dalam rumah, di luar oleh beberapa orang, gerabah pecah, jendela/pintu berderik dan dinding berbunyi).
“Hal ini pernah dirasakan pada kejadian gempabumi dengan Magnitudo M 5.9 di Barat Aceh Jaya pada 05 Maret 2022 lalu,” jelas Andi Azhar Rusdin, saat dihubungi awak media ini melalui selulernya.
Selain di Barat Aceh Jaya, lanjut, Andi Azhar Rusdin, dirasakan juga pada gempabumi dengan Magnitudo M 5.2 dan M 6.4 di Barat Nagan Raya pada 10 Maret dan 24 September 2022.
Kemudian Magnitudo M 5.3 di Selatan Simeulue pada 22 Juni 2022, serta Magnitudo M 5.0 di Barat Aceh Singkil pada 02 September 2022 dan Magnitudo M 5.1 di Aceh Tengah pada 23 September 2022.
“Dari peta seismisitas wilayah Aceh pada tahun 2022 terlihat bahwa wilayah Patahan Sumatera segmen Aceh-Central yang terletak Kab Pidie bagian Barat merupakan wilayah dengan tingkat keaktifan gempabumi (seismisitas) tinggi,” sebutnya.
Dengan keaktifan gempabumi di wilayah Aceh yang tinggi, diimbau kepada masyarakat untuk tetap waspada, bersikap tenang, tidak panik dan tidak terpancing oleh informasi- informasi yang tidak dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya.
“Peningkatan kapasitas masyarakat sangat diperlukan dalam menghadapi ancaman gempabumi, untuk itu pastikan informasi hanya bersumber dari BMKG yang disebarluaskan dibeberapa kanal komunikasi resmi yang telah terverifikasi,” demikian Andi Azhar Rusdin.(AA)