NOA | Banda Aceh – Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Aceh melalui UPTD Museum Aceh menggelar sosialisasi pelestarian cagar budaya batu nisan kepada seratusan pelajar di Kota Banda Aceh dan sekitarnya, Selasa, 25 Oktober 2022.
Kegiatan yang dilaksanakan di Kompleks Baperis dan Kompleks Museum Aceh ini dilakukan dengan kolaborasi bersama Perhubungan Kodam Iskandar Muda (Hubdam IM), Balai Pelestarian Cagar Budaya (BPCB) Aceh, dan komunitas pecinta cagar budaya.
Dalam acara ini, para pelajar turut diedukasi terkait cara membersihkan cagar budaya batu nisan dan naskah kuno peninggalan sejarah.
“Insyaallah, kegiatan ini menunjukan bahwa Kami mencintai seni budaya dan mencintai Aceh dalam bentuk mencintai cagar budaya. Kami mengajak seluruh adik-adik untuk terus berbuat hal positif untuk Aceh, salah satunya dengan cara menjaga kebersihan dan melestarikan cagar budaya,” kata Kadisbudpar Aceh, Almuniza Kamal yang turut hadir dalam kegiatan tersebut.
Almuniza menceritakan, Aceh banyak menyimpan sejarah dan rahasia-rahasia tentang keislaman. Dalam perjalanan panjangnya, berbagai bukti sejarahnya masih tersimpan,.
“Alhamdulillah, di bumi Serambi Mekkah ini bukti sejarah Aceh masih tersimpan, seperti dalam bentuk makam, bangunan masjid, batu nisan, dan naskah-naskah kuno, masih tersimpan di Musem Aceh dan di beberapa masyarakat Aceh,” ungkap Almuniza didampingi Kepala UPTD Museum Aceh, Mudha Farsyah.
Oleh sebab itu, melalui tagline ‘Lestarikan Budaya, Majukan Pariwisata’, pihaknya berkomitmen terus melakukan aksi nyata melalui upaya-upaya pelestarian cagar budaya.
“Peninggalan budaya adalah hasil sejarah manusia, jadi apabila tidak dilindungi dan dilestarikan tentuk akan mengalami kehancuran. Kita sebagai manusia mempunyai tanggung jawab untuk menyelamatkan cagar budaya yang ada. Mari bersama kita lestarikan dan jaga untuk kemajuan Aceh,” pintanya.
Di lokasi terpisah, Kahubdam IM, Kolonel Jun H Mastra, menyambut baik kolaborasi yang terjalin dalam kegiatan tersebut.
“Terima kasih Disbudpar Aceh atas kepercayaanya, dan telah diberikan kesempatan untuk ikut membimbing para siswa-siswi. Saya harap kegiatan ini dapat dilaksanakan lebih masif dan intensif lagi, guna menjamin terjaganya situs-situs penting yang tersebar di seluruh penjuru wilayah Provinsi Aceh,” pungkasnya. []