Deputi Bidang Statistik Distribusi dan Jasa Badan Pusat Statistik (BPS) Setianto membeberkan, ekspor CPO turun sampai USD2,03 miliar.
“Penurunan ini terjadi karena adanya larangan ekspor dan penurunan permintaan,” ungkap Setianto dalam konferensi pers, Rabu (15/6/2022).
Baca juga: Larangan Ekspor CPO Sudah Dicabut, Petani Sawit Masih Teriak Soal Harga TBS
Sebelumnya, pemerintah memang sempat melarang ekspor minyak sawit dan turunannya pada 28 April. Namun, belum genap sebulan, larangan itu dicabut pada 23 Mei. Meski begitu, hal ini berpengaruh besar terhadap penjualan CPO ke luar negeri.
Menurut negara tujuannya, penurunan ekspor CPO pada Mei terjadi di India yang terkontraksi sampai 100% alias dari USD376,6 juta hingga menjadi nol.
Baca juga: Alasan Minyak Goreng Curah Bakal Dihapus, Luhut: Cuma 2 Negara yang Masih Mengkonsumsi
Lalu Pakistan turun 90,17% dari USD222,8 juta menjadi USD21,9 juta. Ekspor CPO ke Amerika Serikat juga turun 68,64% dari USD148,9 juta menjadi USD46,7 juta. “Malaysia turun 80,88% dari USD127,1 juta menjadi USD24,3 juta,” jelas Setianto.
Sedangkan ditinjau dari provinsi penghasil utama minyak kelapa sawit, dari provinsi Riau mengalami penurunan hingga 91,57%. Sumatera Utara turun 84,86%, Kalimantan Timur turun 94,48%, dan Sumatera Barat turun 92,83%.