Baca Juga: AS Kerek Suku Bunga Acuan, Sri Mulyani Was-was Terjadi Krisis Keuangan
Separuh tahun 2022 terlewati, dunia memasuki babak tantangan global baru akibat konflik perang di Ukraina, sementara pandemi belum usai. Untuk mempertahankan perekonomian masing-masing, beragam pengetatan dilakukan negara maju.
“Dalam 2 tahun masa pandemi ini, prioritas fiskal Indonesia adalah untuk menyehatkan masyarakat, dan juga menyiapkan social safety net bagi yang terdampak. Kini, di saat memasuki fase pemulihan ekonomi, kita disambut dengan multikrisis , dimana salah satunya adalah perang yang berkecamuk dan menimbulkan lonjakan harga-harga komoditas,” ujar Sri Mulyani di antara agenda Indonesia-Singapore Business Forum, seperti dikutip dalam akun Instagramnya @smindrawati, Kamis (15/6/2022).
Baca Juga: Ngerinya Dampak Inflasi AS: Bisa Munculkan Resesi Ekonomi
Lebih lanjut mantan Direktur Bank Dunia itu juga menerangkan, saat ini, kebijakan fiskal difokuskan untuk meredam guncangan krisis dan menjaga daya beli masyarakat. Makanya APBN harus terus dijaga dalam kondisi prima.
“Konsolidasi fiskal pun penting untuk dilakukan, agar kita memiliki persiapan untuk menghadapi krisis global yang datang tak terduga. Saya yakin, dengan pengelolaan fiskal yang hati-hati, baik Indonesia maupun Singapore akan dapat segera pulih,” tandasnya.
Lihat Juga: 60 Negara Ekonominya Bakal Ambruk, Jokowi Minta Semua Pihak Mempersiapkan Diri