Dyah Apresiasi Motif Rumpun Biluluk Abdya - NOA.co.id
   

Home / News

Selasa, 14 Juni 2022 - 18:43 WIB

Dyah Apresiasi Motif Rumpun Biluluk Abdya

REDAKSI

BLANGPIDIE – Keragaman dan keunikan seni budaya memiliki daya tarik tersendiri bagi suatu daerah ataupun bangsa, serta menjadi identitas bagi suatu etnis. Potensi itu tentunya dapat menjadi konsep sekaligus kekuatan pengembangan seni kerajinan budaya dengan ciri khas, untuk mendukung kemajuan usaha kerajinan daerah.

Seperti halnya yang dilakukan Kabupaten Aceh Barat Daya (Abdya), yang memperkenalkan motif “Rumpun Biluluk” dari Adat Manoe Pucuk atau Tari Pho sebagai motif dan budaya ciri khas dari nanggroe breuh sigupai tersebut.

Pengenalan motif itu, dikemas dalam kegiatan Seminar Bedah Motif Rumpun Biluluk dan Adat Manoe Pucuk/Pho, yang diprakarsai oleh Dharma Wanita Persatuan (DWP) Kabupaten Abdya, di Aula Dewan Perwakilan Rakyat Kabupaten (DPRK) Abdya, Selasa (14/6/2022).

Baca Juga :  Total 103.010 Orang Divaksin Covid-19 di Gerai Pemerintah Aceh

Ketua Dewan Kerajinan Nasional Daerah (Dekranansda) Aceh, Dyah Erti Idawati, mengaku sangat bangga dan mengapresiasi kerja keras dari DWP, Dekranasda Abdya, dan Majelis Adat Abdya (MAA) yang telah berhasil menemukan dan mengembangkan motif khasnya. Meski terdapat beberapa titik persamaan dengan daerah lain yang serumpun, namun hal itu tetap menunjukkan ciri masing-masing budaya yang mempunyai nyawa dan nafas tersendiri.

“Sebagai suatu bangsa dengan warisan adat dan budaya luhur, sudah menjadi kewajiban kita bersama untuk memelihara warisan endatu. Melalui motif dan adat yang terus dipertahankan,” kata Dyah dalam kegiatan seminar tersebut.

Dyah menyebutkan, dalam tataran nasional, setidaknya ada 40 produk budaya Aceh yang telah ditetapkan menjadi warisan budaya non benda, diantaranya Rumoh Aceh, rencong (Aceh pesisir). Selain itu, tari saman, kerawang dan pacu kude dari Gayo, rapai geleng dari Abdya dan meracu dari Aceh Selatan juga telah ditetapkan menjadi warisan budaya non benda.

Baca Juga :  Alhamdulillah, Seluruh Wilayah Aceh PPKM Level 1

Karena itu, Dyah berharap, motif rumpun biluluk dan tradisi manoe pucok ini, akan segera menyusul untuk ditetapkan menjadi warisan budaya non benda. Tentunya ini akan menambah kekayaan khazanah budaya Aceh yang beragam dengan latar belakang suku dan adat yang berbeda. “Produk budaya, menjadi kekuatan dan kelebihan kita di mata dunia. Oleh karena itu, pelestarian produk budaya lokal menjadi sebuah usaha strategis. Bukan saja berfungsi sebagai catatan pencapaian bangsa dan pendidikan bagi generasi penerus, namun juga menjadi duta internasional. Sebab bahasa seni dan budaya adalah bahasa universal, yang dapat dipahami bangsa mana pun tanpa memedulikan garis batas teritorial negara,” ujarnya.

Baca Juga :  Kadisnak Aceh: 46.876 Ternak Sembuh dari PMK

Selain itu, untuk mendukung kemajuan produk lokal, Dyah juga mengajak semua pihak untuk mencintai dan menggunakan produk lokal. Selain berdampak pada sistem perputaran ekonomi setempat, hal itu juga menjadi langkah strategis dalam menjaga eksistensi warisan budaya melalui kerajinan khas daerah yang dimiliki Aceh. “Jangan hanya sekedar bangga saja, tapi juga pakai dan gunakan juga jasa pengrajin lokal,” pungkasnya.

Turut hadir dalam acara itu, Ketua Dekranasda Abdya, Ketua DWP Abdya, Ketua MAA Abdya, dan Tim Dekranasda Aceh.

Sumber Berita

Share :

Baca Juga

Aceh Barat

Bantu Palestina, PKK Dan DW Aceh Barat Serahkan Sejumlah Dana

News

Mahasiswa Sangat Butuhkan Kehadiran Bus Trans Koetaradja

News

Indonesia Jadi Penerbit Surat Utang Syariah Hijau Terbesar di Dunia

News

Luar Biasa! BPKS dan Pemko Sabang Sepakat Tandatangani MoU Pengelolaan Pelabuhan Balohan

News

Tim Dari Bandung Workshop Di Kota Banda Aceh

News

Sebelum Pasang AC, Yuk, Ketahui Fungsi dan Perbedaan PK AC

News

Dyah Kembali Menjabat Ketua Perwosi Aceh Masa Bakti Tahun 2022-2026

News

6 Maskapai Penerbangan Indonesia yang Sudah Bangkrut