Harga rata-rata nasional untuk gas tanpa timbal reguler naik menjadi USD5,004 per galon pada 11 Juni dibandingkan USD4,986 pada sehari sebelumnya, menurut data AAA.
Baca Juga: Rusia Gas Pol Ekspor Minyak dari Pelabuhan Timur Mengimbangi Embargo Uni Eropa
Seperti dilansir Reuters, harga bensin yang makin mahal membuat pusing bagi Presiden AS Joe Biden dan kongres Demokrat karena mereka berjuang untuk mempertahankan kendali atas kongres dengan pemilihan paruh waktu bakal digelar bulan November.
Baca Juga: Harga Bensin Menggila di Eropa, Analis: Penyuling Minyak Sedang Mencetak Uang
Biden telah menarik banyak tuas untuk mencoba menurunkan harga, termasuk rekor pelepasan barel dari cadangan strategis AS, keringanan aturan untuk memproduksi bensin musim panas, dan bersandar pada negara-negara OPEC utama untuk meningkatkan output.
Namun harga bahan bakar telah melonjak di seluruh dunia karena kombinasi reboundnya permintaan, sanksi terhadap produsen minyak Rusia setelah invasinya ke Ukraina dan tekanan pada kapasitas penyulingan.
Kehancuran Permintaan
Bagaimanapun perjalanan darat di AS tetap relatif kuat, hanya beberapa poin persentase di bawah tingkat pra-pandemi, bahkan ketika harga telah naik. Namun para ekonom memperkirakan, permintaan mungkin mulai menurun jika harga tetap di atas USD5 per barel
Lihat Juga: Pameran di AS, Produsen Alat Musik Lokal Raup Transaksi Rp31 Miliar