Baca juga: Membangun Desa Mandiri dengan Digitalisasi, Ini Tantangannya
Lusiana, salah satu founder sekaligus Business Development Director dari perusahaan penyedia ERP HashMicro, membuktikan bahwa perempuan mampu membawa dampak signifikan melalui kepemimpinan di industri teknologi.
Dengan latar belakang pendidikan dan keahlian dalam bisnis yang didapatkannya dari The London School of Economics and Political Science (LSE), Lusiana memiliki ambisi dalam memajukan industri ini, khususnya di sektor ERP. Selain dalam aspek bisnis, komitmennya terhadap kemajuan teknologi diwujudkan melalui edukasi digital dan riset teknologi inovatif.
Perkembangan artificial intelligence (AI) beberapa tahun terakhir mendorong ketertarikan Lusiana dalam teknologi AI dan potensinya sebagai akselerator bisnis dengan munculnya virtual assistant dan kemampuannya menyajikan rekomendasi dari analisis berbasis data. Karena itu, ia terinspirasi untuk lebih jauh mengeksplorasi potensi inovasi AI dan penerapannya melalui HashMicro, yang didirikannya bersama seorang business partner di Singapura pada tahun 2015.
Di saat HashMicro berdiri sukses di Singapura, industri ERP di tanah air masih didominasi oleh perusahaan ERP asing. Karena itu, di tahun 2018 Lusiana memutuskan untuk pulang ke Indonesia dan melakukan ekspansi agar bisa berinovasi dalam memajukan industri ERP nasional melalui pengembangan HashMicro yang disambut baik oleh perusahaan lokal.
Tingginya minat mereka terhadap produk HashMicro, membuat HashMicro mampu menggeser eksistensi perusahaan ERP asing di Indonesia. Hal ini disebabkan karena kualitasnya yang setara dengan produk ERP asing dengan harga lebih terjangkau dan fleksibilitas yang didapatkan perusahaan dalam menyesuaikan software dengan kebutuhan mereka serta budaya kerja di Indonesia.
Dalam membimbing lebih dari 500 personil di HashMicro, Lusiana sangat mementingkan kesejahteraan timnya. Selain dari job package yang kompetitif, HashMicro menjunjung kesetaraan. “Semua berperan dalam membantu HashMicro mencapai milestone, termasuk perempuan yang memegang peran krusial–mulai dari mereka yang memegang key positions di perusahaan kami hingga anggota lain di dalam tim,” ujarnya. Ia mengatakan, HashMicro selalu mementingkan skill pekerjanya dan tidak ada bias gender dalam pengambilan keputusan, termasuk ketika melakukan perekrutan.
Lihat Juga: Kisah Inspirasi Miliarder Saudi Sulaiman Al Rajhi: Memilih Hidup Miskin Saat Bergelimang Harta