Seperti diketahui, India sedang berjuang menghadapi lonjakan permintaan listrik. Output dari tambang Siarmal baru di negara bagian Odisha Timur akan meningkat secara bertahap, mencapai kapasitas 50 juta ton dalam waktu sekitar lima hingga tujuh tahun.
Baca Juga: India Krisis Batu Bara, Pemadaman Listrik Melanda Seluruh Negeri
Perkiraan itu disampaikan oleh juru bicara unit Coal India Mahanadi Coalfields (MCL), Vinayak Jamwal kepada Reuters. Produksi awalnya akan dimulai pada kuartal Oktober hingga Desember 2022 yang secara tahunan mencapai level sekitar 2 juta hingga 5 juta ton.
Rekor produksi Batu bara India telah menjadi titik terang dalam upaya untuk mengakhiri krisis listrik terburuk di India dalam lebih dari enam tahun. Salah satu penyebabnya karena gelombang panas telah mendorong permintaan listrik dan memaksa pemerintah untuk membalikkan kebijakan pemotongan impor batu bara.
India yang juga berencana membuka kembali tambang yang telah ditutup untuk menangani krisis, belum mengatakan bagaimana dorongan untuk lebih banyak batu bara akan mencapai target emisi negara itu. Tetapi India berulang kali menegaskan bahwa mereka berencana untuk memasang 450 gigawatt (GW) energi terbarukan pada tahun 2030.
India sekarang memiliki total kapasitas pembangkit listrik sebesar 401 GW, di mana 111,4 GW adalah dengan daya terbarukan.Jamwal menerangkan, pembangunan infrastruktur untuk Siarmal sedang berjalan, yaitu sebuah tambang terbuka yang dibangun di daerah sekitar hutan.
Baca Juga: Harga Batu Bara Global Melandai, Indonesia Gimana?
Tidak ada tambang India yang menghasilkan lebih dari 50 juta ton batu bara dalam setahun. Tambang batu bara Gevra, yang terbesar di India, memasang target memproduksi 52 juta ton tahun ini.
Lihat Juga: Dari Batu Bara hingga Emas, Harta Karun Tanah Borneo Bakal Hantarkan RI jadi Negara Maju